KOMPAS.com - Dunia media sosial sempat dihebohkan dengan konten beberapa influencer terkait Covid-19. Konten-konten viral tersebut menuai respons beragam dari warganet, yang sebagian besar bernada negatif.
Masih hangat diingatan, seorang YouTuber yang membuat konten prank sembako berisikan sampah.
Lalu ada pula selebgram yang meremehkan pandemi di Indonesia dengan mengabaikan protokol Covid-19.
Terbaru, ada pula selebgram yang melelang keperawanannya senilai Rp2 miliar, di mana uang tersebut akan didonasikan untuk penanganan Covid-19.
Baca juga: Video Viral Indira Kalistha, Dokter Ingatkan Covid-19 Bukan Penyakit yang Biasa Saja…
Lalu apakah yang dilakukan para inlfluencer tersebut merupakan aktivitas yang bermaksud untuk panjat sosial (pansos) di tengah pandemi?
Psikiater Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ menilai, perilaku para influencer terkait Covid-19 memenuhi kategori sebagai upaya pansos. Terlihat dari konten-konten sensitif yang mereka hasilkan.
Baca juga: Viral Prank Sembako Isi Sampah YouTuber Ferdian Paleka, Ini Tanggapan Psikolog
"Saya lihat itu mereka memenuhi karakter untuk dikatakan melakukan upaya social climbing (pansos). Di antaranya adalah, mereka menghalalkan segala cara, lewat konten yang sebenarnya itu sensitif. Tidak berempati dengan situasi yang dihadapkan masyarakat saat ini," ujarnya dalam live Instagram bertema Fenomena Pansos di Tengah Pandemi, Senin (25/5/2020).
Psikiater yang akrab disapa Noriyu ini menjelaskan, fenomena pansos merupakan serangkaian upaya yang dilakukan seseorang untuk mencitrakan dirinya sedemikian rupa hingga memiliki status sosial yang tinggi. Pada akhirnya status ini memberikan nilai keekonomian bagi mereka.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.