Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr M Subhan SD
Direktur PolEtik Strategic

Direktur PolEtik Strategic | Founder Mataangindonesia Social Initiative | msubhansd.com | mataanginsaguling.com

Hikmah Ramadhan: Manusia dan Bumi Restart Ulang

Kompas.com - 18/05/2020, 21:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BANJIR besar di zaman Nabi Nuh bisa jadi proses penyucian bumi. Allah telah membinasakan orang-orang tak beriman, kecuali Nuh dan keluarganya beserta orang-orang beriman.

“Kemudian Kami menyelamatkannya Nuh dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian setelah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal.” (QS Asy-Syuara: 119-120).

Pascabanjir besar, kehidupan dunia memasuki fase kedua. Bumi restart lagi. Keturunan Nuh menjadi muasal kelanjutan umat manusia di bumi, sehingga Nuh menjadi bapak manusia, setelah Adam pada fase pertama.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Hakikat dan Keutamaan Ramadhan di Situasi Pandemi

Tiga anak Nuh selamat karena ikut naik kapal. Mereka adalah Yafits, Sam, dan Ham. Satu anak Nuh yang menolak naik ke kapal lenyap ditelan banjir. Menurut Ibnu Katsir dalam Qashashul Anbiya, namanya Yam atau Kan’an.

Setelah banjir surut kapal Nuh berlabuh di Gunung Judi (QS Hud: 44). Di situlah dibangun perkampungan yang diberi nama Tsamanin.

Lokasi ini diidentifikasi di wilayah Turki bagian timur di sekitar perbatasan Suriah dan Irak. Ada juga yang mengidentifikasi di sekitar Gunung Ararat, dekat perbatasan Armenia.

Ketiga anak Nuh pun bermigrasi, menyebar menjadi bangsa-bangsa di dunia. Sam adalah bapak orang Arab, Ham adalah bapak orang-orang Habasyah, dan Yafits adalah bapak orang-orang Romawi (HR Ahmad).

Dari keturunan mereka menyebar bangsa-bangsa lain. Sam melahirkan Arab dan Persia. Ham menurunkan Mesir, Sudan, Barbar. Keturunan Yafits ke Turki, Sisilia, Ya’juj dan Ma’juj hingga ke timur.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Pemimpin dan Amanah

Meningkatnya populasi dan proses migrasi, membuat manusia semakin tersebar jauh dari titik pangkalnya.

Bangsa-bangsa terus bermunculan. Istilah bangsa merujuk sekelompok manusia dengan ikatan identitas, yang menurut indonesianis dan ilmuan politik Ben Anderson (1983) merupakan komunitas yang dibayangkan (imagined communities).

Ernest Renan (1882), filsuf Perancis yang sering dikutip Bung Karno saat menggelorakan kebangsaan Indonesia awal abad XX, menyatakan bangsa lebih pada kesadaran moral (conscience morale) dan jiwa senasib berkonsensus untuk hidup bersama (le desir de vivre ensemble).

Namun, sejarah bangsa-bangsa adalah sejarah penaklukan. Persaingan dan konflik tiada henti. Mereka berebut sumber daya politik, ekonomi, teritori, hingga saat ini teknologi.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Bangsa Ngeyelan

Satu bangsa lenyap (atau ditaklukkan), muncul bangsa lain lagi. Silih berganti. Itulah kisah umat manusia yang berasal dari muara sama: Nabi Nuh.

Tidak adakah cara elegan seketurunan untuk mengelola bersama-sama keberkahan di bumi ini selain saling bertempur?

Tetapi memang malaikat saja sudah memprediksi manusia adalah perusak yang suka menumpahkan darah (QS Al-Baqarah: 30).

Jangan-jangan pandemi Covid-19 yang mengglobal ini termasuk proses penyucian bumi untuk restart ulang? Waallahu ‘alam. 

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Ramadhan
Ramadhan Momentum Mengenalkan 'Halal Lifestyle' bagi Anak

Ramadhan Momentum Mengenalkan "Halal Lifestyle" bagi Anak

Ramadhan
Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Ramadhan
'Ekspedisi Batin' Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

"Ekspedisi Batin" Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

Ramadhan
Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Ramadhan
Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan
Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Ramadhan
Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan
Merengkuh Kemenangan Sejati

Merengkuh Kemenangan Sejati

Ramadhan
Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Ramadhan
Keistimewaan Puasa Ramadhan

Keistimewaan Puasa Ramadhan

Ramadhan
Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Ramadhan
Mudik Berkemajuan

Mudik Berkemajuan

Ramadhan
Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Ramadhan
Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Ramadhan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
icon-calculator

Kalkulator Zakat

Rp.
Rp.
Rp.
Minimal Rp6.644.868 per bulan
ornament calculator
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com