'AD dan Tsamud! Dua bangsa ini sangat hebat: bertubuh besar, kuat, kemampuan teknologi canggih, dan keahlian seni adiluhung.
Kemungkinan hidup pada milenium ke-3 sampai ke-2 Sebelum Masehi. Dua bangsa ini berasal dari keturunan sama: Nabi Nuh alias bapak manusia pascabanjir besar.
Nasab 'Ad bin Aush bin Iram bin Sam bin Nuh, sedang Tsamud bin Atsir bin Iram bin Sam bin Nuh.
Kedua-duanya cikal-bakal bangsa Arab. 'Ad lebih dulu ketimbang Tsamud. 'Ad diidentifikasi di wilayah selatan (kini Yaman dan Oman), sedangkan Tsamud di utara (Arab Saudi).
Baca juga: Hikmah Ramadhan: Umur Manusia dan Lailatul Qadar
'Ad ahli membuat bangunan tinggi: Irama Dzatil Imad (Iram of Pillars). "(Yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi; yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain." (QS Al-Fajr: 7-8).
Bangsa Tsamud sama hebatnya. Mereka punya keahlian memahat gunung batu menjadi bangunan. Sungguh indah.
"Dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah." (QS Al-Fajr: 9)." Kemudian, "Dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung-gunung batu (yang didiami) dengan aman." (QS Al-Hijr: 82).
Situs mereka berada di Al-Hijr (Hegra), Madain Saleh, sekitar 400 kilometer barat laut Madinah.
Situs mereka (bentuk, teknologi, arsitektur) mirip Petra, Yordania, peninggalan bangsa Nabatean (abad ke-9 SM-1 M), karena Tsamud tampaknya nenek moyang Nabatean.
Baca juga: Hikmah Ramadhan: Kesalehan Sosial, Solusi Ketimpangan Gender dalam Keluarga Saat Pandemi
Namun, dua bangsa hebat ini tampak lahiriah saja. Sebab, mereka menolak kebenaran, tidak tercerahkan, bahkan suka intrik dan konspirasi.
Padahal dua nabi yang diutus ke mereka adalah kerabat sendiri. Hud yang diutus ke 'Ad adalah putra Abdullah putra Rabbah putra Al-Jarud putra 'Ad.
Allah pun membinasakan dua bangsa itu. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa besar tidak melulu dibuktikan dengan kekuatan, teknologi, dan keahlian lainnya.
Contoh, negara-negara adidaya pun seperti Amerika Serikat, negara-negara Eropa, China, tak berkutik menghadapi makhluk superkecil bernama virus corona.
Makanya, kekuatan atau kehebatan sebuah bangsa tak lepas dari karakternya. Bangsa yang suka intrik dan konspirasi, tentu sangat rapuh mentalnya.
Ibnu Khaldun (1332-1406), sejarawan dan bapak sosiologi, dalam buka Muqaddimah, menegaskan manusia itu berperadaban dengan sifat atau karakternya.
Beda dengan karakter hewaniah yaitu permusuhan dan kezaliman. Cukuplah kisah bangsa 'Ad dan Tsamud menjadi ibrah bagi kita menuju bangsa yang berperadaban. (Dr M Subhan SD | Direktur PolEtik Strategic)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.