JAKARTA, KOMPAS.com - Warga punya banyak pertanyaan, cara meriahkan Lebaran, apapun cara Lebaran-mu, semua layak dirayakan.
Hari Lebaran hampir tiba, ada yang bajunya terus sama, ada yang pingin mirip artis, nyari-nyari baju yang necis, di mana tempat belinya sis?
Kondisi jalan mulai macet, rute mudik mana yang sat-set.
Ada yang nyari jalur asyik, supaya mudik sambil Road Trip, jalan mana yang estetik?
View this post on Instagram
Kalimat di atas merupakan penggalan lirik lagu terbaru bertemakan Lebaran dari grup kasidah Nasida Ria yang berkolaborasi dengan Google Indonesia.
Khusus kalimat pada lirik terakhir mengenai pertanyaan jalan mana yang estetik cukup relevan dengan kondisi para pemudik.
Baca juga: Menilik Kondisi Infrastruktur Jalan di Lampung yang Dikritik Bima
Jika melintasi jalur estetik, agaknya bisa menghibur dan mengobati rasa bosan hingga lelah selama perjalanan mudik yang panjang.
Lantas, seperti apa jalan yang estetik?
Hal itu pernah dikemukakan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam Rapat Kerja (Raker) Percepatan Pelaksanaan Program TA 2022 serta Penyiapan Pelaksanaan Program TA 2023 Ditjen Bina Marga, Kamis (04/08/2022).
Menurut dia, jalan estetik merupakan jalan yang memperhatikan desain lanskap yang baik dan menyatu dengan alam.
Basuki pun telah menginstruksikan seluruh Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BPPJN)/ Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) untuk lebih memperhatikan estetika dalam pengerjaan jalan di Indonesia.
"Ke depan kita bisa lebih perhatikan estetikanya, seperti di Tol Cisumdawu bisa ditanami tumbuhan. Kita harus punya kemauan dan kepedulian untuk lingkungan," ujar Basuki dikutip dari laman resmi Kementerian PUPR.
Baca juga: Bypass BILL-Mandalika Jadi Percontohan Jalan Nasional, Begini Penampakannya
Selain itu, terdapat salah satu ruas jalan yang menjadi percontohan jalan nasional di Indonesia dalam hal kualitas dan estetika. Yakni Jalan Bypass Bandara International Lombok (BIL)-Mandalika.
Mengingat, Kementerian PUPR telah melakukan beautifikasi melalui penghijauan, beautifikasi, penataan koridor jalan, termasuk frontage, bahu jalan, drainase, hingga penanganan lereng atau tebing pada 14 bukit yang dilalui untuk mengurangi risiko longsor, misalnya menggunakan teknik hidroseeding.
Sementara untuk tebing dengan struktur bebatuan yang dibiarkan alami, diberi label jenis-jenis batuan dan penjelasan mekanika batuan, sehingga bisa menjadi lokasi edukasi bagi masyarakat.
"Penghijauan bisa dilakukan dengan pohon atau tanaman bunga untuk beautifikasi sehingga lebih terlihat lembut," tukas Menteri PUPR itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.