Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Jembatan Kretek 2 yang Dapat Apresiasi Insinyur Luar Negeri

Kompas.com - 25/11/2022, 15:30 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jembatan Kretek 2 di Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), telah dikunjungi para insinyur luar negeri pada Kamis (24/11/2022).

Kegiatan technical visit itu dilakukan setelah Seminar Internasional Climate Change, Resilience, and Disaster Management For Roads pada 22-23 November 2022.

Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian mengatakan, Jembatan Kretek 2 dipilih sebagai lokasi technical visit karena dibangun diatas tanah yang memiliki resiko kegempaan cukup tinggi. Maka sejak awal, jembatan ini dirancang dengan fitur-fitur anti gempa.

"Ini adalah kasus yang menarik dan sesuai dengan tema seminar yang bisa kita sampaikan kepada peserta," jelasnya dikutip dari laman Ditjen Bina Marga.

Setiba di lokasi jembatan yang tidak jauh dari gerbang masuk Kawasan wisata Pantai Parang Tritis, rombongan langsung diarahkan menuju muster area di edupark Jembatan Kretek 2.

Setelah diberikan Alat Pengaman Diri berupa rompi dan hard hat, petugas K3 dari kontraktor pelaksana WIKA-HK JO memberikan arahan safety induction yang bertujuan memberikan informasi evakuasi jika terjadi bencana seperti kebakaran, gempa bumi, hingga tsunami.

Setelah persiapan selesai, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Jembatan Kretek 2 Julian Situmorang mulai menjelaskan fitur mitigasi bencana yang ada di Jembatan Kretek 2 ini.

Dia memulai penjelasan dengan cara mendeteksi dan mengidentifikasi jalur Sesar Opak, penggunaan lead rubber bearing, serta penggantian tanah berpotensi likuifaksi serta penggunaan pancang khusus.

Kemudian, cara monitoring kesehatan struktur jembatan berupa accelerometer, jointmeter, DAU-test controller, Creepmeter, dan Seismometer.

Baca juga: Jembatan Kretek 2 Bakal Dikunjungi Para Insinyur Luar Negeri, Ini Alasannya

Sekitar 20 delegasi dari Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan, Australia, Thailand, Inggris, serta Malaysia tampak antusias mendengarkan informasi yang diberikan.

Tidak jarang di antara mereka melakukan diskusi kecil mengenai informasi tersebut.

Salah satu peserta asal Jepang, Yukio Adachi mengapresiasi Jembatan Kretek 2 yang adaptif terhadap perubahan iklim dan bencana.

"Saya pikir jembatan ini sudah dibangun dengan sangat baik sesuai dengan kondisi yang ada di area sekitar sini. Jembatan sudah adaptif dengan potensi bahaya dari sesar," katanya.

Adapun Yukio telah berpengalaman selama 30 tahun di earthquake engineering, bridge engineering, dan asset & maintenance engineering.

Jembatan Kretek 2 di Kabupaten Bantul, DIY.Dok. Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Jembatan Kretek 2 di Kabupaten Bantul, DIY.
Ia adalah Chair of PIARC Technical Committee 1.5 Disaster Management. Sementara, Caroline adalah chair PIARC Technical Committee 1.4 Climate Change and Resilience of Road Networks serta Co-Chair REAAA Climate Change, Resilience and Disaster Management Working Committee, Australia.

Lalu peserta dari Australia, Caroline Evans tertarik dengan tipe perkerasan jalan pada Jembatan Kretek 2. Ia ingin mengetahui strategi adaptif menghadapi curah hujan Indonesia yang cukup tinggi.

"Saya ingin tahu, apa langkah adaptif untuk perkerasan jalan saat menghadapi hujan lebat dan berkepanjangan," tanya Caroline.

Baca juga: Bali Punya Jembatan Kaca Terpanjang Se-Asia Tenggara, Seperti Apa?

Selain aspek teknis, jembatan ini dilengkapi dengan edupark yang merangkap sebagai ruang terbuka hijau. Edupark ini ditanami berbagai jenis semak-semakan, pohon hias, hingga pohon kayu yang memiliki fungsi tambahan.

Fungsi tersebut di antaranya, Asem Jawa mampu menyerap karbon dioksida lebih bagus dan mengurangi polusi suara, Bougenville mampu meingkatkan kualitas udara dan air.

Selesai meninjau kawasan edupark dan bangunan bawah jembatan, rombongan berpindah ke struktur atas jembatan untuk melihat sisi seni, expansion joint, serta perkerasan ruas jalan jembatan.

Seperti diketahui, beutifikasi Jembatan Kretek 2 bertemakan pertanian dengan filosofi jawa Laku Urip Kang Utama atau Luku.

"Luku ini distilisasi lewat art piece vertikal di atas jembatan," terang Julian.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-DIY Wida Nurfaida menyampaikan, kunjungan ini diharapkan mampu memberi gambaran cara merancang dan membangun infrastruktur tangguh bencana sekaligus estetik.

"Masyarakat DIY dan sekitarnya sudah banyak tahu jembatan ini, maka ini baik untuk bertukar informasi ke praktisi teknik sipil dari luar maupun dalam negeri," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com