Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Hal tentang Bayi Burung yang Perlu Diketahui Sebelum Memeliharanya

Kompas.com - 26/01/2023, 14:22 WIB
Esra Dopita Maret

Penulis

Sumber The Spruce

JAKARTA, KOMPAS.com - Sama dengan manusia dan makhluk hidup lainnya, siklus kehidupan burung dimulai dari bayi, anak-anak, hingga menjadi hewan dewasa yang mandiri.

Mingu-minggu pertama kelahiran burung menjadi fase sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangannya. 

Baca juga: 7 Fakta Menarik Burung Lovebird, Sangat Setia pada Pasangannya

Pada fase tersebut, bayi burung membutuhkan perawatan dan perhatian besar, tapi juga rentan terhadap ancaman penyakit maupun mangsa untuk burung yang hidup di alam liar.

Bayi burung memang menggemaskan, tetapi sangat berbeda dengan burung dewasa. Karena itu, memelihara burung saat masih bayi membutuhkan perhatian dan kesabaran lebih. 

Apabila berkeinginan memelihara burung saat bayi, berikut sejumlah hal yang perlu diketahui tentang bayi burung dikutip dari The Spruce, Kamis (26/1/2023).  

Baca juga: Ketahui, Ini Ragam Tanda Burung Parkit Bertelur

Tidak semua bayi burung lahir dengan bulu

Ilustrasi bayi burung.Shutterstock/Kurit afshen Ilustrasi bayi burung.
Bulu sangat penting bagi burung, tetapi banyak bayi burung yang terlahir dalam keadaan hampir botak.

Bayi burung altricial ini akan menumbuhkan bulu-bulunya dengan cepat setelah menetas, tetapi membutuhkan lebih banyak perawatan dari induk atau pemiliknya agar tetap hangat dan sehat.

Bayi burung yang prosial, seperti bebek dan angsa, terlahir dengan bulu halus dan dapat meninggalkan sarang untuk mencari makan hanya beberapa jam setelah menetas meski sang induk masih membimbing serta melindungi mereka. 

Baca juga: 5 Cara Mencegah Kebosanan pada Burung Peliharaan

Bayi burung bisa terlihat sangat berbeda dari induknya

Bahkan burung kicau yang paling cemerlang pun sering memiliki keturunan yang menjemukan dan kusam. Banyak pula bayi burung yang memiliki bulu berbintik-bintik atau bergaris-garis sebagai kamuflase untuk melindunginya dari pemangsa sampai mereka belajar terbang dan lebih mandiri.

Pada banyak spesies, bayi burung pertama kali menyerupai burung betina, apa pun jenis kelaminnya. Untuk burung yang mengarungi air, anakan burung jauh lebih kecil dan kusam daripada induknya, tetapi tumbuh cepat.

Bayi burung membutuhkan makanan khusus

Ilustrasi bayi burung dan induknya.Shutterstock/yod 67 Ilustrasi bayi burung dan induknya.
Bayi burung membutuhkan makanan khusus untuk mendapatkan nutrisi tepat guna menunjang pertumbuhan yang sehat.

Induk burung bekerja keras untuk menyediakan protein ekstra dengan memberikan serangga, ikan, atau daging, tergantung spesiesnya.

Beberapa spesies, termasuk flamingo dan merpati, menghasilkan susu untuk memberi makan bayi burung, sementara yang lain, seperti burung pantai, mengajari bayi mereka mencari makan sejak usia muda dan membiarkannya bereksperimen dalam mencari makanan. 

Baca juga: 5 Cara Menjalin Ikatan dengan Burung Peliharaan

Bayi burung meninggalkan sarang sebelum dewasa

Induk burung harus mengeluarkan bayinya dari sarang sebelum dewasa. Jika tidak, bayi burung tidak akan memiliki kemampuan bertahan hidup yang diperlukan.

Tidak ada ruang di dalam sarang bagi bayi burung untuk meregangkan dan memperkuat sayapnya. Dengan berada di luar sarang, bayi burung bisa berlatih mencari makan dan mempelajari lingkungan sekitar sebelum dewasa. Namun, induk burung akan tetap tinggal di dekatnya untuk merawat anak-anak mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com