Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polutan Berbahaya yang Bisa Diserap oleh Tanaman Laba-laba, Apa Saja?

Kompas.com - 27/06/2022, 20:51 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Ilustrasi tanaman hias spider plant atau tanaman laba-laba. SHUTTERSTOCK/IZZ HAZEL Ilustrasi tanaman hias spider plant atau tanaman laba-laba.

Organ vital dalam tubuh kita seperti otak, jaringan saraf, dan jantung membutuhkan oksigen untuk bekerja dengan baik. Ketika kadar karbon monoksida naik, oksigen dalam hemoglobin berkurang secara bersamaan.

Kondisi ini meningkatkan kemungkinan keracunan karbon monoksida pada orang yang menderita penyakit jantung kronis, anemia, atau masalah pernapasan.

Baca juga: 7 Tips Menghias Patio dengan Tanaman Hias, Apa Saja?

Kurangnya koordinasi, kelelahan, dan masalah konsentrasi juga terkait dengan peningkatan kadar karbon monoksida seperti yang dinyatakan oleh Departemen Lingkungan dan Energi AS.

Tanaman laba-laba efektif dalam mengurangi kadar karbon monoksida dalam ruangan, yang membantu mengurangi kelelahan, sakit kepala, pilek, sakit tenggorokan, dan gejala seperti flu yang disebabkan oleh paparan karbon monoksida.

2. Formaldehida

Pedoman WHO untuk kualitas udara dalam ruangan, memasukkan formaldehida dalam daftar polutan beracun. Zat ini tidak berwarna, mudah terbakar, dan berbau tajam, digunakan secara komersial untuk membuat produk bangunan.

Paparan di dalam ruangan terutama karena resin urea-formaldehida digunakan untuk membuat perekat kayu papan partikel. Lantai, furnitur, papan partikel, panel, kabinet, karpet, dan kasur baru meningkatkan risiko paparan formaldehida.

Baca juga: Trik Memilih dan Meletakkan Tanaman Hias di Kamar Tidur

Beberapa sumber lain dari emisi formaldehida adalah merokok, cat, memasak, kosmetik, pembakaran bahan bakar dari lalu lintas, dan sebagainya.

Risiko kesehatan yang signifikan dari formaldehida adalah bahwa ia menimbulkan risiko karsinogenik dan menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan, kata American Cancer Society dan NIH.

Formaldehida pun dapat mengiritasi mata, hidung, tenggorokan dan beberapa masalah pernapasan parah lainnya dan alergi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com