Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel: Hubungan UNRWA dan Hamas Membahayakan Masa Depan UNRWA

Kompas.com - 06/04/2024, 10:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber ABC News

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Sejak perang Israel-Hamas di Jalur Gaza berkecamuk awal Oktober 2023, badan PBB yang mewakili pengungsi Palestina (UNRWA) telah memberikan bantuan kepada warga sipil Gaza.

Tetapi, pemerintah Israel menerbitkan bukti yang diduga menunjukkan bahwa 16 anggota UNRWA terlibat dalam serangan teror Hamas pada 7 Oktober.

Jika beberapa negara termasuk Amerika Serikat menangguhkan pendanaannya, maka masa depan UNRWA dalam bahaya.

Baca juga: Perintahkan Penyerangan Pekerja Bantuan Gaza, 2 Perwira Israel Dipecat

Tak hanya itu saja, ada pula seruan agar kelompok tersebut dibubarkan. Namun para pejabat UNRWA dan kelompok-kelompok kemanusiaan telah memohon agar bantuan untuk warga Palestina yang terjebak dalam konflik tetap berlanjut.

"Nyawa masyarakat berada dalam bahaya karena mereka tidak mempunyai alternatif lain," kata Adam Bouloukos, direktur UNRWA, kepada ABC News.

Dijelaskan bahwa UNRWA beroperasi sejak 1949 dan telah menyediakan pendidikan, layanan kesehatan dan layanan dasar lainnya di Gaza, Tepi Barat, dan sebagian Lebanon, Yordania juga Suriah.

Sejak perang Israel-Hamas dimulai, para pemimpin lembaga tersebut mengatakan bahwa mereka telah bekerja sepanjang waktu untuk memberikan bantuan dan perlindungan kepada pengungsi Gaza yang jumlahnya semakin meningkat.

"Krisis kemanusiaan di Gaza belum pernah kita lihat di PBB," tutur Bouloukos, dikutip dari AFP pada 

Namun, integritas dan masa depan UNRWA dipertaruhkan sejak Januari setelah Pasukan Pertahanan Israel awalnya menuduh 12 pegawai UNRWA terlibat langsung dalam serangan 7 Oktober.

Para pejabat Israel mengatakan mereka sekarang memiliki bukti yang melibatkan empat pekerja UNRWA lagi.

Baca juga: Israel Mengaku Targetkan Pria Bersenjata Hamas, Bukan Pekerja Bantuan Gaza

Sebuah dokumen yang dirilis oleh IDF menuduh enam staf UNRWA menyeberang ke Israel pada hari itu dan empat pekerja UNRWA terlibat dalam penyanderaan.

UNRWA memberhentikan para karyawan yang dituduh setelah tuduhan tersebut dipublikasikan dan penyelidikan independen oleh Kantor Dalam Negeri PBB Pengawasan sedang berlangsung.

Para pejabat Israel telah merilis beberapa bukti dugaan keterlibatan yang dilakukan oleh para anggota yang dituduh, termasuk sebuah video yang diduga menunjukkan seorang pegawai UNRWA membantu memindahkan tubuh korban 7 Oktober Jonathan Samerano yang tak bernyawa ke dalam bagasi kendaraan UNRWA sebelum dibawa ke Gaza.

UNRWA mengatakan pihaknya tidak punya cara untuk memverifikasi video tersebut dan mendesak para pejabat Israel untuk menyerahkan semua bukti kepada penyelidik.

Ayelet Samerano, ibu Jonathan, mengatakan kepada ABC News bahwa dia marah karena seseorang yang bekerja untuk badan PBB bisa terlibat dalam pembunuhan dan penculikan putranya.

"Sulit dipercaya. Itu adalah organisasi global yang seharusnya peduli terhadap masyarakat dan harus menjaga hak asasi manusia, namun sekarang justru sebaliknya," ungkapnya.

Imbas tuduhan itu, AS dan beberapa sekutu Barat menghentikan pendanaan untuk UNRWA menyusul laporan Israel pada bulan Januari.

Namun, tuduhan Israel mengenai hubungan antara UNRWA dan Hamas lebih dari sekadar tuduhan pada 7 Oktober terhadap sejumlah individu.

IDF telah menerbitkan beberapa video yang menunjukkan bahwa pasokan makanan UNRWA ditemukan di terowongan Hamas. Dalam salah satu video, mereka mengklaim persenjataan Hamas disimpan di karung UNRWA.

Baca juga: Usai Peringatan Biden, Israel Sebut Akan Izinkan Pengiriman Bantuan Sementara Lewat Gaza Utara

Dalam beberapa pernyataan, UNRWA menolak tuduhan bahwa mereka membantu Hamas dan menuduh Israel berusaha menjelek-jelekkan badan tersebut.

Tetapi meski ada pemotongan dana dan penentangan, UNRWA terus memberikan layanannya di Gaza, dengan banyak kelompok kemanusiaan lain yang masih mendukungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com