Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Mengaku Targetkan Pria Bersenjata Hamas, Bukan Pekerja Bantuan Gaza

Kompas.com - 05/04/2024, 19:21 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

YERUSALEM, KOMPAS.com - Israel menyatakan bahwa pihaknya telah menargetkan pria bersenjata dari kelompok Hamas, bukan pekerja bantuan di Gaza.

Selain itu, militer Israel juga mengakui bahwa serangan beberapa hari yang lalu itu adalah sebuah kesalahan besar sehingga menimbulkan kemarahan internasional.

Pasalnya, tujuh korban tewas itu merupakan pekerja bantuan yang berasal dari kewarganegaraan Australia, Inggris, Amerika, Palestina dan Polandia.

Baca juga: Biden-Netanyahu Akan Bahas Serangan pada Pekerja Bantuan di Gaza

Menurut militer Israel, mereka tewas dalam tiga serangan udara selama empat menit oleh pesawat tak berawak Israel saat mereka berlari menyelamatkan diri di antara tiga kendaraan mereka.

Tim drone yang membunuh mereka membuat "kesalahan operasional dalam menilai situasi" setelah melihat seorang pria bersenjata Hamas menembak dari atas salah satu truk bantuan yang mereka kawal, demikian temuan penyelidikan internal militer Israel.

Akibat kelalain itu, dua petugas brigade yang memerintahkan penyerangan, seorang kolonel dan seorang mayor, telah dipecat.

Perwira senior Israel menunjukkan kepada wartawan potongan dari rekaman drone bahwa ada "anggota Hamas" yang bergabung dengan konvoi World Central Kitchen (WCK) yang berbasis di AS.

Meskipun atap ketiga kendaraan pekerja bantuan tersebut dihiasi dengan logo WCK besar, pensiunan jenderal Israel Yoav Har-Even, yang memimpin penyelidikan, mengatakan kamera drone tidak dapat melihat mereka dalam kegelapan.

"Ini adalah faktor kunci dalam rangkaian kejadian," katanya, dikutip dari AFP pada Jumat (5/4/2024).

Kelompok bantuan tersebut mengatakan timnya sedang melakukan perjalanan di daerah yang bebas konflik dengan konvoi dua mobil lapis baja berlogo WCK dan sebuah kendaraan pada saat serangan terjadi.

"Meskipun melakukan koordinasi gerakan dengan tentara Israel, konvoi tersebut diserang saat meninggalkan gudang Deir al-Balah, tempat tim tersebut menurunkan lebih dari 100 ton bantuan makanan kemanusiaan yang dibawa ke Gaza melalui jalur laut," kata WCK.

Sementara tentara Israel mengatakan bantuan disalurkan pada malam hari untuk menghindari potensi desak-desakan yang mematikan dari warga Gaza yang kelaparan.

Baca juga: Sejumlah Pekerja Bantuan Asing Tewas Saat Antar Makanan di Gaza akibat Serangan Israel

Kematian para pekerja bantuan tersebut membuat marah Presiden AS Joe Biden yang menuntut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan langkah-langkah menuju gencatan senjata segera dalam percakapan telepon yang menegangkan pada Kamis (4/4/2024) malam.

Israel kemudian mengatakan akan mengizinkan pengiriman bantuan sementara ke Gaza utara, tempat PBB telah memperingatkan akan terjadinya kelaparan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com