Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Israel: Hubungan UNRWA dan Hamas Membahayakan Masa Depan UNRWA

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Sejak perang Israel-Hamas di Jalur Gaza berkecamuk awal Oktober 2023, badan PBB yang mewakili pengungsi Palestina (UNRWA) telah memberikan bantuan kepada warga sipil Gaza.

Tetapi, pemerintah Israel menerbitkan bukti yang diduga menunjukkan bahwa 16 anggota UNRWA terlibat dalam serangan teror Hamas pada 7 Oktober.

Jika beberapa negara termasuk Amerika Serikat menangguhkan pendanaannya, maka masa depan UNRWA dalam bahaya.

Tak hanya itu saja, ada pula seruan agar kelompok tersebut dibubarkan. Namun para pejabat UNRWA dan kelompok-kelompok kemanusiaan telah memohon agar bantuan untuk warga Palestina yang terjebak dalam konflik tetap berlanjut.

"Nyawa masyarakat berada dalam bahaya karena mereka tidak mempunyai alternatif lain," kata Adam Bouloukos, direktur UNRWA, kepada ABC News.

Dijelaskan bahwa UNRWA beroperasi sejak 1949 dan telah menyediakan pendidikan, layanan kesehatan dan layanan dasar lainnya di Gaza, Tepi Barat, dan sebagian Lebanon, Yordania juga Suriah.

Sejak perang Israel-Hamas dimulai, para pemimpin lembaga tersebut mengatakan bahwa mereka telah bekerja sepanjang waktu untuk memberikan bantuan dan perlindungan kepada pengungsi Gaza yang jumlahnya semakin meningkat.

"Krisis kemanusiaan di Gaza belum pernah kita lihat di PBB," tutur Bouloukos, dikutip dari AFP pada 

Namun, integritas dan masa depan UNRWA dipertaruhkan sejak Januari setelah Pasukan Pertahanan Israel awalnya menuduh 12 pegawai UNRWA terlibat langsung dalam serangan 7 Oktober.

Para pejabat Israel mengatakan mereka sekarang memiliki bukti yang melibatkan empat pekerja UNRWA lagi.

Sebuah dokumen yang dirilis oleh IDF menuduh enam staf UNRWA menyeberang ke Israel pada hari itu dan empat pekerja UNRWA terlibat dalam penyanderaan.

UNRWA memberhentikan para karyawan yang dituduh setelah tuduhan tersebut dipublikasikan dan penyelidikan independen oleh Kantor Dalam Negeri PBB Pengawasan sedang berlangsung.

Para pejabat Israel telah merilis beberapa bukti dugaan keterlibatan yang dilakukan oleh para anggota yang dituduh, termasuk sebuah video yang diduga menunjukkan seorang pegawai UNRWA membantu memindahkan tubuh korban 7 Oktober Jonathan Samerano yang tak bernyawa ke dalam bagasi kendaraan UNRWA sebelum dibawa ke Gaza.

UNRWA mengatakan pihaknya tidak punya cara untuk memverifikasi video tersebut dan mendesak para pejabat Israel untuk menyerahkan semua bukti kepada penyelidik.

Ayelet Samerano, ibu Jonathan, mengatakan kepada ABC News bahwa dia marah karena seseorang yang bekerja untuk badan PBB bisa terlibat dalam pembunuhan dan penculikan putranya.

"Sulit dipercaya. Itu adalah organisasi global yang seharusnya peduli terhadap masyarakat dan harus menjaga hak asasi manusia, namun sekarang justru sebaliknya," ungkapnya.

Imbas tuduhan itu, AS dan beberapa sekutu Barat menghentikan pendanaan untuk UNRWA menyusul laporan Israel pada bulan Januari.

Namun, tuduhan Israel mengenai hubungan antara UNRWA dan Hamas lebih dari sekadar tuduhan pada 7 Oktober terhadap sejumlah individu.

IDF telah menerbitkan beberapa video yang menunjukkan bahwa pasokan makanan UNRWA ditemukan di terowongan Hamas. Dalam salah satu video, mereka mengklaim persenjataan Hamas disimpan di karung UNRWA.

Dalam beberapa pernyataan, UNRWA menolak tuduhan bahwa mereka membantu Hamas dan menuduh Israel berusaha menjelek-jelekkan badan tersebut.

Tetapi meski ada pemotongan dana dan penentangan, UNRWA terus memberikan layanannya di Gaza, dengan banyak kelompok kemanusiaan lain yang masih mendukungnya.

https://www.kompas.com/global/read/2024/04/06/103700370/israel--hubungan-unrwa-dan-hamas-membahayakan-masa-depan-unrwa

Terkini Lainnya

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Global
Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Global
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Global
Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Global
Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Global
Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Global
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Global
Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Global
[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

Global
China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan 'Satu China'

China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan "Satu China"

Global
Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Global
Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Global
Meski Alami Luka Bakar, Jenazah Presiden Iran Dapat Dikenali dan Tak Perlu Tes DNA

Meski Alami Luka Bakar, Jenazah Presiden Iran Dapat Dikenali dan Tak Perlu Tes DNA

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke