Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Iklim, Rambut Perempuan Asia Selatan Alami Kerontokan

Kompas.com - 08/03/2024, 19:57 WIB
Albertus Adit

Penulis

"Kami memanfaatkan air kolam untuk mandi dan mencuci. Airnya tidak bagus, tapi tidak ada alternatif lain," kata Jhorna Munda, warga Bhetkhali, Satkhira, berusia 22 tahun.

"Saya takut pada akhirnya saya tidak akan mempunyai rambut," imbuhnya.

Narasi mengenai rambut rontok tidak hanya sekedar estetika, namun juga memiliki makna budaya dan pribadi yang mendalam.

Hridita mengatakan masalah ini sangat berkaitan tidak hanya dengan kesehatan mental perempuan, tetapi juga dengan kedudukan mereka di masyarakat dan bahkan masa depan mereka.

Meskipun masalah ini juga menimpa laki-laki, Hridita mengatakan bahwa mereka tampaknya tidak terlalu peduli dengan rambut rontok dibandingkan perempuan. Namun bagi perempuan, hal ini melambangkan hilangnya identitas mereka.

Kendati demikian, masalah ini tidak hanya terjadi di Bangladesh saja, di daerah kering di Uganda, perempuan juga menghadapi tantangan serupa.

"Karena kami mendapat air dari jauh, saya hanya menggunakan sedikit air untuk mencuci rambut. Akibatnya, kadang-kadang tidak dicuci hingga bersih," kata Lina Lokol (30), ibu enam anak yang tinggal di desa Ariamaoi di wilayah Karamoja, Uganda.

Baca juga: Ini Hasil Penyelidikan Awal Serangan Dekat Konvoi Bantuan di Gaza

"Rambut saya terus patah karena pekerjaan rumah tangga sehari-hari. Saya menjaga rambut saya tetap bersih dan rapi agar sesuai dengan masyarakat. Di sini, di Karamoja, jika seorang wanita memiliki rambut lusuh, orang-orang akan menertawakannya, mereka mungkin mengira dia perempuan gila. Dan jika Anda mencukur habis rambut Anda, orang mungkin mengira Anda telah kehilangan suami," keluh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com