Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok Bersenjata Nigeria Culik Lebih dari 200 Siswa

Kompas.com - 08/03/2024, 15:57 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

ABUJA, KOMPAS.com - Kelompok bersenjata telah menculik lebih dari 200 siswa di sebuah sekolah di barat laut Nigeria.

Kejadian itu menjadi penculikan massal terbesar di negara yang berpenduduk paling padat di Afrika tersebut.

Pejabat pemerintah daerah di Negara Bagian Kaduna membenarkan adanya serangan penculikan di sekolah Kuriga pada Kamis (7/3/2024).

Baca juga: Jadi Korban Penculikan, Pelajar Asal China Ditemukan di Hutan AS

Tetapi mereka tidak memberikan angka pasti karena pihaknya masih menghitung berapa banyak anak yang diculik oleh geng-geng kriminal bersenjata.

"Setidaknya satu orang ditembak mati dalam serangan itu," kata penduduk setempat, dikutip dari AFP pada Jumat (8/3/2024).

Sani Abdullahi, salah satu guru di sekolah GSS Kuriga di distrik Chikun, mengatakan para staf berhasil melarikan diri bersama banyak siswa ketika orang-orang bersenjata menyerang gedung itu pada Kamis pagi dan melepaskan tembakan ke udara.

"Kami mulai bekerja untuk menentukan jumlah sebenarnya dari mereka yang diculik," katanya kepada pejabat negara setempat yang mengunjungi sekolah tersebut.

"Di GSS Kuriga, 187 anak hilang, sedangkan di SD 125 anak hilang namun 25 kembali," terangnya.

Baca juga: Kakek Ini Culik Cucu Sendiri dan Minta Tebusan Rp 1 Miliar ke Putrinya

Warga setempat Muhammad Adam juga mengatakan kepada AFP bahwa lebih dari 280 orang telah diculik.

"Pagi-pagi sekali, sebelum kami bangun, kami mendengar suara tembakan dari para penculik, sebelum kami menyadarinya mereka telah mengumpulkan anak-anak dan membawa pergi para siswa dan guru mereka, hampir 200 orang," kata Musa Mohammed, seorang warga setempat lainnya.

"Kami memohon kepada pemerintah harus membantu kami dalam hal keamanan," imbuh dia.

Mohammed dan warga lainnya juga mengatakan sekitar 200 orang diculik.

Diketahui, ratusan anak sekolah dan mahasiswa telah diculik dalam penculikan massal di wilayah barat laut dan tengah negara itu, termasuk di Kaduna, dalam beberapa tahun terakhir.

Hampir semuanya dibebaskan untuk mendapatkan uang tebusan setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan ditahan di kamp-kamp yang tersembunyi di hutan yang membentang di negara-negara bagian barat laut.

Amnesty International mengutuk penculikan di Kaduna.

"Sekolah harus menjadi tempat yang aman, dan tidak ada anak yang harus memilih antara pendidikan atau kehidupannya," kata kelompok hak asasi manusia tersebut di media sosial X.

Baca juga: Wanita Texas Bunuh Sahabatnya yang Baru Melahirkan Lalu Culik Bayinya

"Pihak berwenang Nigeria harus segera mengambil tindakan untuk mencegah serangan terhadap sekolah, untuk melindungi kehidupan anak-anak dan hak mereka atas pendidikan," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

Global
WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com