Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Keuntungan Ekonomi bagi Israel di Balik Perang Gaza

Kompas.com - 28/02/2024, 08:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

ABU DHABI, KOMPAS.com - Pemerintah Israel mengakui adanya keuntungan ekonomi yang bisa didapat dari perang Gaza.

Menteri Perekonomian Israel Nir Barkat pada Selasa (27/2/2024) menyebut, perang Gaza dapat membantu Israel meningkatkan penjualan teknologi militer.

Ia pun menyinggung adanya “ketertarikan yang tinggi” dari banyak negara akan teknologi militer Israel itu, tanpa menyebutkan secara spesifik apakah negara-negara Arab termasuk di antara mereka.

Baca juga: Israel Sebut Perang Gaza Tak Pengaruhi Hubungan Perdagangan dengan Negara-negara Arab

"Terutama setelah perang ini, kami mungkin akan memimpin banyak, banyak inisiatif... tentang bagaimana perang generasi mendatang akan terlihat," katanya kepada wartawan di sela-sela pertemuan tingkat menteri Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) ke-13 di Abu Dhabi.

“Siapa pun yang merasa terancam oleh rezim Iran, maka mereka harus memanfaatkan kami untuk lebih memahami apa yang telah kami pelajari dan apa solusi serta tantangan keamanannya. Kami jauh di depan semuanya," tambah Barkat, sebagaimana dikutip dari AFP.

Hubungan Israel dengan negara Arab tak terpengaruh

Ia pun mengatakan, hubungan perdagangan Israel dengan negara-negara Arab tidak terpengaruh oleh perang Gaza.

“Tidak ada perubahan sama sekali (dalam hubungan perdagangan)," jelas Barkat kepada wartawan.

"Keadaannya sangat stabil... Saya pikir para pemimpin memahami bahwa kami memiliki tujuan yang sama, yaitu berkolaborasi dengan cara yang damai," tambahnya.

Baca juga: AS dan Negara-negara Arab Susun Rencana Pembentukan Negara Palestina

Kerugian ekonomi Israel dari perang

Ketika ditanya tentang kerugian ekonomi yang dialami Israel akibat perang Gaza, Barkat mengatakan, Israel dapat menambah antara 150 hingga 200 miliar shekel pada utang negara.

“(Namun) Itu bukanlah sesuatu yang tidak dapat ditanggung oleh Israel dalam jangka menengah dan panjang,” katanya.

Pada bulan Januari, kabinet Israel menyetujui tambahan dana sebesar 55 miliar shekel untuk menutupi biaya perang, sementara mobilisasi pasukan cadangan dan pengungsian masyarakat di perbatasan dengan Gaza dan Lebanon telah mengganggu perekonomian.

Perang Hamas-Israel dimulai ketika kelompok Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober.

Menurut Israel, serangan itu mengakibatkan kematian sekitar 1.160 orang, sebagian besar warga sipil.

Israel sendiri telah bersumpah untuk menghancurkan Hamas dan menanggapinya dengan serangan tanpa henti di Gaza.

Terakhir, Kementerian Kesehatan di Gaza menyebut serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 29.878 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Baca juga: Korban Tewas di Gaza Dekati 29.000 Orang, Cukuplah Sudah...

Menghadapi konflik tersebut, negara-negara Arab yang telah menormalisasi hubungan dengan Israel, terpaksa menyeimbangkan diplomasi dengan opini publik Arab yang sangat pro-Palestina.

Negara-negara tersebut termasuk Uni Emirat Arab, yang menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020 sebagai bagian dari Perjanjian Abraham yang ditengahi AS.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com