Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Tak Kaitkan Kematian Navalny dengan Putin

Kompas.com - 20/02/2024, 11:10 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Mantan presiden AS Donald Trump memberikan pengakuan terlambat atas kematian pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny yang konon mendadak.

Namun, Trump memilih tak mengikuti arus kemarahan internasional terhadap musuh politik Navalny, presiden Rusia, Vladimir Putin.

"Kematian Alexei Navalny yang tiba-tiba membuat saya semakin sadar akan apa yang terjadi di negara kita," tulis Trump di jejaring sosial Truth Social.

Baca juga: Apa Jadinya jika Biden atau Trump Tak Ikut Pilpres AS 2024?

Dilansir dari Guardian, calon kandidat Gedung Putih dari Partai Republik ini menambahkan bahwa para politisi, jaksa, dan hakim dari kelompok kiri radikal punya peran membawa AS menuju kehancuran.

Pernyataan Trump, yang mengubah masalah politik global menjadi hal penting bagi agendanya, muncul setelah Nikki Haley, satu-satunya lawannya yang tersisa dalam pemilihan pendahuluan capres Partai Republik mengkritiknya.

Trump disebut menghindari komentar substansial tentang kematian Navalny.

"Entah dia berpihak pada Putin dan berpikir bahwa tidak masalah jika Putin membunuh salah satu lawan politiknya, atau dia tidak menganggapnya sebagai masalah besar," kata Haley dalam acara This Week di ABC News.

Secara terpisah, beberapa menit sebelum unggahannya di Truth Social tentang Navalny, Haley muncul di Fox News.

"Sungguh menakjubkan bagi saya betapa lemahnya lutut Trump ketika berhadapan dengan Putin," ujarnya.

"Dia belum mengatakan apa pun tentang kematian Navalny, dimana mungkin Putin membunuhnya," tambah Haley.

Baca juga: Zelensky Ajak Trump ke Garis Depan Perang Rusia-Ukraina

Haley, yang menjabat sebagai duta besar AS untuk PBB selama masa kepresidenan Trump, bergabung dengan para politisi terkemuka Amerika lainnya, termasuk Joe Biden, dalam mengutuk Putin atas kematian Navalny.

Janda Navalny, Yulia Navalnaya, sebelumnya menuduh Putin membunuh suaminya.

Baca juga: Trump Diperintahkan Bayar Rp 5,5 Triliun dan Dilarang Berbisnis di New York dalam Kasus Penipuan

Dia juga menuduh pihak berwenang Rusia menyembunyikan mayatnya dan menunggu jejak agen saraf Novichok menghilang dari tubuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com