Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reuters: Indonesia Memilih Presiden Baru di Bawah Bayang-bayang Petahana yang Berpengaruh

Kompas.com - 14/02/2024, 06:34 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

Diawasi para investor

Menurut Reuters, hasil pemilu Indonesia akan diawasi dengan ketat oleh para investor untuk melihat siapa yang akan mengambil alih pengelolaan ekonomi negara anggota G20 yang kaya akan sumber daya ini.

Di bawah Jokowi, Reuters melihat, Indonesia telah memposisikan dirinya sebagai tujuan masa depan bagi perusahaan-perusahaan multinasional dalam rantai suplai kendaraan listrik global.

Baca juga: Aksi Mahasiswa Aceh Usir Pengungsi Rohingya Disorot Media Asing

Para pemilih yang belum menentukan pilihan akan menjadi sangat penting bagi mantan gubernur Jakarta, Anies, dan mantan gubernur Jawa Tengah, Ganjar, untuk mencoba memaksakan sebuah pemilihan putaran kedua pada bulan Juni di antara dua kandidat teratas, sebuah skenario yang dapat mengubah dinamika pemilihan presiden.

Anies telah berkampanye dengan janji-janji perubahan dan mencegah kemunduran dalam reformasi demokratis yang telah dicapai dalam 25 tahun sejak berakhirnya pemerintahan Soeharto.

Sementara Ganjar berasal dari partai yang berkuasa di pemerintahan Jokowi dan telah berkampanye untuk melanjutkan kebijakan-kebijakan presiden. Namun, Ganjar menghadapi kurangnya dukungan penting dari sang presiden, membuatnya harus mendaki gunung untuk menghadapi Prabowo.

Prabowo yang berusia 72 tahun telah memupuk banyak pengikut anak muda di media sosial, berkat perubahan citra yang telah mengubah citranya dari seorang nasionalis yang berapi-api dan militer yang keras menjadi sosok kakek yang menggemaskan dengan Gerakan tarian yang canggung.

Reuters menyebut, karakter Prabowo yang lebih lembut, yang sebagian besar ditampilkan dalam aplikasi video pendek TikTok, telah membuatnya disukai oleh para pemilih berusia di bawah 40 tahun, yang merupakan lebih dari setengah dari 204,8 juta pemilih.

Namun, dukungan Jokowi untuk Prabowo, ditambah tuduhan bahwa ia mengintervensi keputusan pengadilan untuk mengizinkan putranya maju sebagai calon wakil presiden, telah memicu badai kritik yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Reuters menuturkan, Jokowi dianggap telah bertindak terlalu jauh, berbeda dengan presiden-presiden sebelumnya yang bersikap netral dalam proses pergantian kekuasaan.

Para loyalisnya telah menolak hal itu dan tidak jelas apakah tuduhan-tuduhan tersebut akan berdampak pada Prabowo.

Baca juga: Emosi Tinggi di Debat Capres Pemilu 2024 Jadi Sorotan Media Asing

Langkah Jokowi ini masih bisa membuahkan hasil, dengan beberapa analis melihatnya sebagai sebuah manuver yang terkalibrasi untuk mempertahankan pengaruhnya setelah ia meninggalkan jabatannya.

Wasisto Raharjo Jati, seorang analis politik di Badan Riset dan Inovasi Nasional, mengatakan bahwa pemilihan umum akan lebih banyak mengenai apa yang dijanjikan oleh para kandidat.

"Seberapa besar pengaruh campur tangan Jokowi masih harus dilihat," katanya.
"Program-program para kandidat akan menjadi faktor penentu... Janji-janji populis yang mudah diingat akan sangat berpengaruh," tambahnya, sebagaimana ditulis Reuters.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com