Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Mahasiswa Aceh Usir Pengungsi Rohingya Disorot Media Asing

Kompas.com - 28/12/2023, 15:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Mahasiswa di Aceh berunjuk rasa pada Rabu (27/12/2023), menuntut pemerintah mengusir pengungsi Rohingya yang jumlahnya semakin banyak.

Protes ini terjadi ketika polisi menetapkan lebih banyak tersangka dalam perdagangan manusia terhadap pengungsi.

Hal ini disorot sejumlah media asing, di antaranya Al Jazeera, Associated Press, dan DW.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] WNI Kecelakaan di Australia | Rohingya Baku Tembak di Malaysia

Dalam berita berjudul "Indonesian students evict Rohingya from shelter demanding deportation", Al Jazeera menyorot lebih dari 1.500 warga Rohingya yang melarikan diri dari serangan kekerasan di Myanmar lalu meninggalkan kamp pengungsi yang penuh sesak di negara tetangga Bangladesh.

Warga Rohingya, yang terus mencari kehidupan yang lebih baik di tempat lain, akhirnya tiba di Aceh sejak bulan November. Al Jazeera menulis bahwa mereka menghadapi permusuhan dari sesama Muslim di Aceh.

Sekitar 200 mahasiswa melakukan protes di depan gedung DPRD provinsi di Banda Aceh, ibu kota Aceh, menyerukan kepada anggota parlemen untuk menolak etnis Rohingya, dengan mengatakan bahwa kehadiran mereka akan membawa pergolakan sosial dan ekonomi bagi masyarakat.

“Keluar dari Rohingya,” teriak para pengunjuk rasa, dalam paparan yang dideskripsikasn Al Jazeera.

Banyak yang mengkritik pemerintah dan badan pengungsi PBB karena gagal menangani kedatangan pengungsi. Beberapa pengunjuk rasa membakar ban di jalan.

Sementara itu, Associated Press dalam laporan bertajuk "Students in Indonesia protest the growing numbers of Rohingya refugees in Aceh province" menggambarkan apa yang dilakukan mahasiswa Indonesia sebagai "penyerbuan".

AP juga secara detail mengungkap apa yang memicu kejadian tersebut,
di mana 137 pengungsi Rohingya diminta dipindahkan ke kantor imigrasi setempat dan kemudian dideportasi.

Saat mahasiswa meneriakkan “usir mereka keluar” dan “tolak Rohingya di Aceh," perempuan dan anak-anak digambarkan menangis dan laki-laki berdoa sembari menunduk ke tanah.

Baca juga: Orang Rohingya Baku Tembak dengan Polisi Malaysia, 3 Tewas

Sementara itu DW dalam beritanya, "Indonesia students storm Rohingya refugee center", juga melaporkan hal yang senada.

DW menambahkan bahwa Presiden Indonesia Joko Widodo menyalahkan lonjakan kedatangan warga Rohingya baru-baru ini sebagai akibat dari perdagangan manusia.

Jokowi, seperti diketahui, berjanji untuk bekerja sama dengan organisasi internasional untuk menawarkan tempat penampungan sementara.

Baca juga: 300 Pengungsi Rohingya Mendarat Lagi di Aceh, Ditemukan Tumpukan Kartu Pengungsi PBB

DW menyebut Indonesia tidak ikut menandatangani konvensi pengungsi PBB sehingga tidak dapat dipaksa untuk menerima pengungsi dari Myanmar.

Indonesia juga disebut menyerukan negara-negara tetangga untuk berbagi beban dan memukimkan kembali para pengungsi Rohingya yang tiba di negara tersebut.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com