Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan Truk Gas di Nairobi Bakar Depot Tabung, 3 Tewas, 300 Terluka

Kompas.com - 02/02/2024, 19:34 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

NAIROBI, KOMPAS.com - Sebuah truk gas meledak di ibu kota Kenya, Nairobi.

Bola api besar tambak di langit malam dan menyebabkan kebakaran yang menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai 300 lainnya.

Pihak berwenang dan petugas pertolongan pertama mengatakan pada Jumat (2/2/2024).

Baca juga: Eksekusi Gas Nitrogen Pertama di AS Apakah Berjalan Sesuai Harapan?

Dilansir dari Reuters, warga di sebuah gedung di dekatnya berteriak ketika kolom api melesat ratusan meter ke udara tepat sebelum tengah malam, dan sempat membentuk awan jamur.

Pemerintah mengatakan tiga orang tewas dalam ledakan di pabrik pengisian ulang gas dan 280 lainnya dirawat di rumah sakit di sekitar Nairobi.

Palang Merah Kenya mengatakan bahwa korban lainnya sedang dirawat di titik triase.

Api melalap sebuah gudang tekstil dan garmen di dekatnya, serta merusak beberapa kendaraan dan properti komersial dan residensial, kata pemerintah.

"Api mengejar saya dari jarak hampir satu kilometer saat saya melarikan diri," kata seorang korban selamat, Edwin Machio.

Kebakaran menyusul ledakan di sebuah depot pengisian ulang tabung gas di perkebunan Mradi di distrik Embakasi, Nairobi.

"Api dari ledakan itu menjatuhkan saya dan membakar leher saya," tambahnya, sambil membuka bajunya untuk menunjukkan daging yang terbakar di bahu dan lengan atasnya.

Sebuah foto dari lokasi kebakaran menunjukkan satu mayat tergeletak di tanah, ditutupi dengan selimut, sementara asap mengepul dari beberapa rumah yang terbakar di dekatnya.

Baca juga: 6 Fakta Napi AS Dieksekusi Mati dengan Gas Nitrogen

Otoritas Pengatur Energi dan Perminyakan Kenya (EPRA) mengatakan tahun lalu bahwa mereka telah menolak tiga permohonan izin konstruksi untuk pabrik penyimpanan dan pengisian ulang Liquefied Petroleum Gas (LPG) di lokasi ledakan karena kepadatan penduduk yang tinggi di sekitarnya.

EPRA mengatakan bahwa mereka telah meminta pemohon untuk menyerahkan penilaian risiko yang menunjukkan profil ledakan radiasi dalam kasus ledakan yang tidak menguntungkan tetapi hal ini tidak pernah dilakukan.

Baca juga: Napi AS Akan Jadi Orang Pertama yang Dieksekusi Mati dengan Gas Nitrogen

Tidak segera jelas siapa yang memiliki situs tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com