"Kami sangat putus asa. Hal ini terjadi pada saat kebutuhan kemanusiaan di Gaza semakin meningkat," katanya, seraya menambahkan bahwa dia baru saja mengunjungi wilayah tersebut minggu lalu.
“Orang-orang terus mengungsi. Orang-orang kelaparan. Waktu berjalan begitu cepat menuju kelaparan.”
“Kami melakukan segala yang kami bisa untuk mencegah kelaparan. Namun kekurangan dana yang kami hadapi saat ini, ketika setidaknya 10 donor terbesar menghentikan sementara pendanaan, akan berdampak sangat buruk dan sangat serius terhadap operasi kemanusiaan terbesar di Gaza saat ini.”
Hal ini juga dapat berdampak signifikan terhadap keseluruhan 5,3 juta pengungsi Palestina yang terdaftar di dalamnya.
Sementara di Gaza, lebih dari 26.000 orang telah tewas sejak Israel melancarkan operasi militer besar-besaran, menurut catatan Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.
Penasihat Keamanan Nasional AS, John Kirby, telah menekankan bahwa pelanggaran yang dilakukan oleh segelintir staf "tidak boleh membuat keseluruhan lembaga terganggu", yang menurutnya telah "membantu menyelamatkan ribuan nyawa di Gaza."
"Mereka melakukan pekerjaan penting," kata Kirby.
Namun AS, sebagai pendonor terbesar yang menyumbang sekitar 340 juta dollar AS pada 2022, adalah salah satu negara yang turut menangguhkan pendanaannya.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan bahwa mereka “sangat prihatin dengan dugaan keterlibatan staf UNRWA dalam serangan teror terhadap Israel” ketika mengumumkan keputusannya pada Jumat (26/1/2024) malam.
Jepang “sangat mendesak” UNRWA untuk menyelidiki tuduhan tersebut “dengan cepat dan menyeluruh”.
Austria juga memutuskan hal serupa dan menyerukan “penyelidikan yang komprehensif, cepat dan menyeluruh atas tuduhan tersebut”.
Sebelumnya pada Jumat, seorang penasihat Perdana Menteri Israel mengatakan kepada BBC bahwa serangan Hamas pada 7 Oktober melibatkan “orang-orang yang digaji (UNRWA)”.
Mark Regev mengeklaim ada pula informasi yang menunjukkan bahwa para guru yang bekerja di sekolah UNRWA “secara terbuka merayakan” serangan 7 Oktober.
Baca juga: Mengenal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) yang Stafnya Dituding Bantu Hamas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.