Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungi Israel, Blinken Katakan Jumlah Korban Warga Sipil di Gaza Terlalu Banyak, Dorong Perdamaian Abadi

Kompas.com - 10/01/2024, 06:53 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

TEL AVIV, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Selasa (10/1/2024) mengatakan kepada Israel bahwa jumlah korban jiwa warga sipil Jalur Gaza akibat perang melawan Hamas terlalu banyak.

Ia pun mendesak negara sekutu AS tersebut untuk meringankan penderitaan warga sipil di Gaza.

Lebih dari tiga bulan setelah perang Gaza, Blinken bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv pada putaran keempat diplomasi krisis Timur Tengah sejak konflik tersebut pecah.

Baca juga: Di Arab Saudi, Menlu AS Juga Bahas Normalisasi Israel

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Matthew Miller menjelaskan, Blinken telah menegaskan kembali dukungan AS terhadap hak Israel untuk mencegah terulangnya serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober lalu.

Namun, kata dia, Blinken juga telah menekankan pentingnya menghindari kerugian sipil lebih lanjut dan melindungi infrastruktur sipil di Gaza.

Sebagaimana dilaporkan AFP, Blinken kemudian mengatakan pada konferensi pers bahwa jumlah korban harian warga sipil di Gaza, terutama anak-anak, terlalu tinggi.

Dia juga mengatakan diperlukan lebih banyak makanan, air, dan obat-obatan untuk dipasok ke wilayah tersebut.

"Israel telah menyetujui misi penilaian PBB di Gaza utara yang akan menentukan apa yang perlu dilakukan untuk memungkinkan pengungsi Palestina kembali dengan selamat,” kata Blinken.

Miller mengatakan bahwa untuk jangka panjang, Blinken dalam diskusinya dengan Netanyahu telah menegaskan kembali perlunya memastikan perdamaian abadi dan berkelanjutan bagi Israel dan kawasan, termasuk melalui realisasi negara Palestina.

"Israel harus berhenti mengambil langkah-langkah yang melemahkan kemampuan warga Palestina untuk mengatur diri mereka sendiri secara efektif,” tegas Blinken dalam konferensi pers.

Baca juga: Menlu AS: Warga Palestina Harus Bisa Tinggal di Gaza

Sementara itu, seorang koresponden AFP melaporkan serangan hebat telah terjadi di Khan Yunis dan Rafah, kota terbesar di Gaza selatan yang dipenuhi pengungsi internal pada Senin malam.

Militer Israel mengatakan pasukannya telah membunuh 40 militan selama 24 jam terakhir dalam “operasi darat yang diperluas termasuk serangan udara” di Khan Yunis, dan tentara telah menyita senapan serbu AK-47, peluncur roket, dan senjata lainnya.

“Kami kehilangan semua impian kami,” kata Hadeel Shehata, seorang pengungsi Palestina berusia 23 tahun yang tinggal di tenda di kamp pengungsi Rafah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com