Blinken Ajak ASEAN Tekan Junta Myanmar Hentikan Kekerasan dan Kembali ke Demokrasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken pada Jumat (14/7/2023) mengajak para Menlu ASEAN menekan junta militer Myanmar untuk meletakkan senjata dan kembali ke pemerintahan yang demokratis.

Myanmar telah dilanda kekerasan mematikan sejak kudeta militer menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi lebih dari dua tahun yang lalu. 

"Di Myanmar, kita harus menekan rezim militer untuk menghentikan kekerasan, untuk mengimplementasikan lima poin konsensus ASEAN, untuk mendukung kembalinya pemerintahan yang demokratis," katanya kepada para Menlu dari negara-negara ASEAN menjelang pertemuan di Jakarta.

Baca juga: ASEAN Mesti Melakukan Aksi Nyata

Pertemuan ASEAN minggu ini telah didominasi oleh krisis tersebut, yang telah membuat blok ini terpecah mengenai bagaimana dan apakah mereka harus terlibat kembali dengan para penguasa junta Myanmar.

Junta Myanmar telah dilarang menghadiri pertemuan-pertemuan tingkat tinggi ASEAN.

Namun, Thailand pada bulan lalu berinisiatif menjadi tuan rumah bagi menteri luar negeri junta untuk melakukan pembicaraan informal yang kontroversial yang semakin memecah belah blok tersebut.

ASEAN yang beranggotakan 10 negara ini telah lama dikecam sebagai kelompok yang tidak memiliki gigi, dan tetap terpecah dalam upaya-upaya diplomatik untuk menyelesaikan krisis Myanmar.

Dalam sebuah komunike bersama yang dikeluarkan pada Kamis (13/7/2023) malam, ASEAN mengutuk kekerasan di semua pihak dan menegaskan kembali rencana perdamaian lima poin yang sebagian besar diabaikan oleh junta Myanmar harus tetap menjadi dasar keterlibatan.

Tetapi, pertemuan tersebut mendapat kejutan pada Rabu (12/7/2023), ketika menteri luar negeri Thailand mengaku telah bertemu dengan pemimpin demokrasi Myanmar yang digulingkan, Suu Kyi, secara pribadi pada Minggu (10/7/2023) di ibukota Naypyidaw.

Menlu Thailand menyebut Aung San Suu Kyi dalam keadaan sehat.

Baca juga: Media Asing: Krisis Myanmar Jadi Agenda Utama Pertemuan Menlu ASEAN di Jakarta