Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Asing: Krisis Myanmar Jadi Agenda Utama Pertemuan Menlu ASEAN di Jakarta

Kompas.com - 11/07/2023, 14:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

JAKARTA, KOMPAS.com – Kantor berita internasional yang berkantor pusat di Paris, Perancis, Agence France-Presse (AFP), pada Selasa (11/7/2023), menerbitkan artikel berjudul “Myanmar crisis tops agenda at divided ASEAN foreign ministers' meeting”.

Dalam artikel itu disebutkan, bahwa para menteri luar negeri ASEAN akan berkumpul di Jakarta, Indonesia pada hari Selasa untuk melakukan pembicaraan yang didominasi oleh krisis Myanmar.

Disebutkan, negara-negara anggota ASEAN telah terpecah tentang bagaimana atau apakah akan terlibat kembali dengan junta yang berkuasa di negara yang dilanda kudeta tersebut.

Baca juga: Junta Militer Myanmar Tak Diundang Pertemuan Menlu ASEAN Pekan Depan

Pertemuan ke-56 Menlu ASEAN dijadwalkan akan berlangsung selama dua hari.

Setelah itu, menurut AFP, pertemuan akan dilanjutkan dengan pembicaraan di akhir pekan dengan Beijing, Washington, dan negara-negara lain di mana diplomat tinggi AS Antony Blinken akan berusaha menekan ketegasan China di Laut China Selatan.

Myanmar sendiri seperti diketahui telah dilanda kekerasan mematikan sejak kudeta militer menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi lebih dari dua tahun yang lalu dan melakukan tindakan keras terhadap perbedaan pendapat.

ASEAN pun telah lama dikecam karena terpecah dalam upaya-upaya diplomatik untuk menyelesaikan krisis Myanmar ini.

Perpecahan tersebut terlihat jelas dalam rancangan komunike bersama yang dilihat oleh AFP, di mana sebuah bagian tentang Myanmar dibiarkan kosong karena anggota ASEAN gagal menyepakati posisi yang seragam sebelumnya.

"Paragraf ini masih dibahas... Negara-negara anggota masih membutuhkan waktu untuk mengajukan usulan mereka," kata seorang diplomat Asia Tenggara kepada AFP.

Baca juga: Bantu Redakan Konflik di Myanmar, RI Sudah Lakukan 110 Pendekatan

Satu-satunya kesempatan saat ASEAN gagal mengeluarkan komunike bersama adalah lebih dari satu dekade yang lalu pada 2012 karena perselisihan bahasa tentang Laut China Selatan.

“Para anggota ASEAN melakukan upaya-upaya ekstra pada hari-hari sebelum pertemuan tersebut -yang merupakan pendahuluan dari KTT para pemimpin negara di bulan September- untuk menyatukan kelompok ini di sekitar masalah Myanmar,” kata diplomat tersebut dengan syarat tidak disebutkan namanya.

Namun, pejabat tersebut mengaku tidak terlalu optimis hal itu akan terjadi, mengingat beberapa anggota memiliki perspektif yang berbeda tentang bagaimana mendekati masalah ini.

Myanmar tetap menjadi anggota ASEAN, namun telah dilarang mengikuti pertemuan tingkat tinggi karena kegagalan junta militer dalam mengimplementasikan rencana lima poin yang disepakati dua tahun lalu, untuk mengakhiri kekerasan dan memulai kembali perundingan guna menyelesaikan krisis.

Upaya-upaya ASEAN untuk memulai pelaksanaan rencana tersebut tidak membuahkan hasil, karena junta mengabaikan kritik internasional dan menolak untuk terlibat dengan para penentangnya.

Sementara itu, Thailand pada bulan lalu telah menjadi tuan rumah pertemuan bagi menteri luar negeri ASEAN untuk melakukan "pembicaraan informal" dengan perwakilan junta Myanmar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com