Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Hukum Penjara dan Cambuk Penyanyi Mehdi Yarrahi karena Buat Lagu Kritik Aturan Wajib Jilbab

Kompas.com - 09/01/2024, 20:23 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Pengadilan Iran telah menjatuhkan hukuman penjara dan 74 kali cambukan kepada penyanyi pop Mehdi Yarrahi setelah ia merilis lagu yang mengkritik kewajiban jilbab bagi perempuan.

Yarrahi (42) sendiri telah ditangkap pada Agustus lalu karena mendistribusikan sebuah lagu yang dianggap ilegal dan menantang moral serta adat istiadat masyarakat Islam.

Dia kemudian dibebaskan dengan jaminan pada Oktober.

Baca juga: Israel Beralih Serang Iran di Suriah, Ini yang Diincar

"Pengadilan Revolusi Teheran menjatuhkan hukuman dua tahun delapan bulan penjara kepada Yarrahi atas berbagai dakwaan," kata pengacara Zahra Minouei melalui media sosial X, dikutip dari AFP.

Yarrahi diketahui telah merilis lagu Roosarito yang berarti "jilbabmu" dalam bahasa Persia.

Ia merilis lagu tersebut tak lama sebelum peringatan kematian Mahsa Amini.

Mahsa Amini adalah pemudi yang meninggal dalam tahanan polisi pada 16 September 2022 setelah ditangkap karena diduga melanggar aturan berpakaian ketat Iran untuk perempuan.

Ratusan orang, termasuk puluhan petugas keamanan, tewas dalam protes yang meletus di seluruh Iran setelah kematian Amini.

Ribuan pengunjuk rasa juga ditangkap, dituduh oleh pihak berwenang mengambil bagian dalam "kerusuhan" yang disulut oleh Barat.

Dalam sebuah video berdurasi tiga menit yang menyertai perilisan Roosarito, Yarrahi menyuarakan dukungannya terhadap hak perempuan untuk memilih mengenakan jilbab atau tidak dan mendedikasikan lagu ini untuk "perempuan Iran yang berani" yang terlibat dalam gerakan protes.

Baca juga: Dua Jurnalis Iran Resmi Ditahan Setelah Laporkan Kematian Mahsa Amini

Yarrahi adalah mantan pemenang penghargaan penyanyi pop terbaik di Fajr Festival, acara musik terpenting yang didukung pemerintah Iran.

Lagunya yang berjudul "Soroode Zan" (Lagu Kebangsaan Perempuan), yang dirilis pada Oktober 2022, menjadi lagu protes, terutama di kampus-kampus universitas.

Mehdi Yarrahi telah berulang kali mengkritik pihak berwenang selama konsernya, terutama karena diskriminasi di provinsi asalnya, Khuzestan, yang terdiri dari berbagai etnis di barat daya Iran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Global
Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] Biden Menyesal Kirim Senjata ke Israel | Rangkuman Perang Rusia-Ukraina

[POPULER GLOBAL] Biden Menyesal Kirim Senjata ke Israel | Rangkuman Perang Rusia-Ukraina

Global
Perang di Gaza, Hambat Pembangunan Manusia hingga 20 Tahun

Perang di Gaza, Hambat Pembangunan Manusia hingga 20 Tahun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com