Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Jurnalis Iran Resmi Ditahan Setelah Laporkan Kematian Mahsa Amini

Kompas.com - 28/10/2023, 19:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber DW

TEHERAN, KOMPAS.com - Dua jurnalis pemenang penghargaan, Niloofar Hamedi dan Elaheh Mohammadi adalah orang pertama yang melaporkan kematian wanita Kurdi Jina Mahsa Amini pada 2022.

Kematian Amini memicu gelombang protes besar-besaran di seluruh Iran.

Dua jurnalis itu segera ditangkap dan didakwa bekerja sama dengan Amerika Serikat, berkonspirasi melawan keamanan negara dan melakukan propaganda melawan Republik Islam Iran.

Baca juga: Jet Tempur AS Serang Suriah, Buntut Serangan Milisi yang Didukung Iran

Dilansir dari DW, persidangan mereka diadakan di depan kamera dan berlangsung beberapa bulan.

Kedua jurnalis tersebut kini dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman penjara yang lama: Niloofar Hamedi akan menjalani hukuman tujuh tahun penjara, Elaheh Mohammadi enam tahun.

“Pertama, mereka dituduh melakukan spionase, meskipun majikan mereka, dua surat kabar Iran, berulang kali menekankan bahwa kedua jurnalis tersebut ditugaskan untuk meliput kasus tersebut,” kata Moein Khazaeli.

Khazaeli belajar hukum dan ilmu politik di Universitas Teheran dan Universitas Malmö di Swedia.

Saat ini ia bekerja sebagai ahli hukum dengan spesialisasi isu media.

Khazaeli menekankan bahwa, bahkan dalam hukum Iran, putusan tersebut tidak memiliki dasar hukum, terrutama karena tidak ada bukti yang diajukan terhadap Hamedi dan Mohammadi.

Putusan tersebut kini menyatakan bahwa mereka mengubah perilaku masyarakat dari pasif menjadi aktivisme.

Baca juga: AS Tuduh Iran Fasilitasi Serangan Sejumlah Pangkalan Militernya

“Ini bukan pelanggaran pidana berdasarkan hukum Iran,” kata Khazaeli. "Tidak masuk akal jika putusan tersebut memuat kata-kata seperti ini. Ini jelas menunjukkan bagaimana lembaga peradilan dan keamanan Iran menganggap orang-orang yang menuntut hak-hak sipil mereka sebagai penjahat.

Nilufar Hamedi melaporkan untuk Shargh, salah satu surat kabar harian terbesar Iran, dari rumah sakit tempat Jina Mahsa Amini terbaring dalam keadaan koma setelah ditahan dan mungkin dipukuli oleh apa yang disebut sebagai polisi moral Iran.

Elaheh Mohammadi, seorang reporter surat kabar harian Ham-Mihan, melakukan perjalanan ke kampung halaman Amini di Saqqez di provinsi Kurdistan di barat laut Iran untuk meliput pemakamannya, yang diikuti oleh salah satu protes pertama.

Baca juga: Armita Geravand Alami Mati Otak Usai Diduga Diserang Polisi Moral Iran karena Tak Pakai Jilbab

Pada bulan Mei, ketika Hamedi dan Mohammadi ditahan di penjara, organisasi kebudayaan PBB UNESCO menganugerahkan Penghargaan Kebebasan Pers Dunia kepada para jurnalis secara in absensia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com