TEL AVIV, KOMPAS.com - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mempublikasikan temuan penyelidikannya atas pembunuhan tidak disengaja terhadap tiga sandera oleh tentara IDF di wilayah Shejaiya, Gaza pada 15 Desember lalu.
Kepala Staf Umum IDF menyimpulkan bahwa IDF gagal dalam misinya menyelamatkan mereka dan seluruh rantai komando harus bertanggung jawab.
Ketiga sandera, Yotam Haim (28), Alon Shamriz (26), dan Samer Talalka (22), membawa tongkat dengan kain putih.
Baca juga: Tebar Ketakutan, Tank-tank Israel Merangsek Masuk ke Pusat Kota Gaza
Dilansir dari ABC News, IDF awalnya mengatakan pasukannya salah mengidentifikasi para laki-laki itu sebagai ancaman.
Tentara melepaskan tembakan, menewaskan dua pria tersebut.
Sandera ketiga, yang terluka, berlari kembali ke gedung tempat ketiganya muncul, dan seseorang berteriak “tolong” dalam bahasa Ibrani.
Komandan batalion memerintahkan pasukannya untuk berhenti menembak, namun, meskipun ada perintah, ledakan lain terjadi, menewaskan sandera ketiga.
Penyelidikan mengungkapkan bahwa jajaran komando memiliki informasi tentang keberadaan sandera di wilayah Shejaiya dan bahkan mengambil tindakan untuk mencegah serangan di lokasi yang diduga ada sandera di dalamnya.
Namun penyelidikan tersebut juga mengungkapkan bahwa tentara IDF yang terlibat dalam insiden tersebut mengalami situasi pertempuran yang kompleks pada hari-hari sebelum insiden dan berada dalam kondisi siaga tinggi terhadap ancaman.
"Selama pertempuran, mereka menghadapi penipuan dari musuh dan upaya untuk menarik mereka ke dalam lubang dan bangunan yang dilengkapi dengan bahan peledak," ujar temuan itu.
Baca juga: Israel Serbu Kantor Penukaran Uang, Sita Jutaan Dollar AS Uang Hamas
Beberapa hari sebelum 15 Desember, tentara IDF mendengar teriakan minta tolong dalam bahasa Ibrani.
“Pihak berwenang menafsirkan ini sebagai upaya penipuan teroris,” kata penyelidikan tersebut.
Baca juga: Dubes Israel untuk Korsel Buat Video Fiktif, Gambarkan Seoul Diserang Hamas
“Beberapa anggota pasukan mendengar teriakan tersebut namun menduga itu adalah upaya teroris untuk menarik pasukan ke dalam gedung untuk menyakiti mereka, seperti yang terjadi di masa lalu,” kata penyelidikan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.