The Foreign Press Association (FPA), organisasi yang mewakili beberapa ratus jurnalis yang bekerja untuk organisasi berita internasional, mengatakan pihaknya berduka atas kematian Abu Daqqa.
"Dia adalah anggota FPA pertama yang terbunuh di Gaza dalam perang tersebut," kata organisasi tersebut dalam sebuah pernyataan.
"Kami menganggap ini sebagai pukulan besar terhadap kebebasan pers yang sudah terbatas di Gaza dan menyerukan kepada militer untuk segera melakukan penyelidikan dan penjelasan," terangnya.
Dalam sebuah pernyataan, Al Jazeera menganggap Israel harus bertanggung jawab karena menargetkan dan membunuh para jurnalis dan keluarga mereka.
Baca juga: Malam Tak Bisa Tidur karena Pengeboman Israel, Pagi Berkeliling Cari Makanan tapi Tak Ada
Sebelumnya, pada akhir Oktober, istri, putra, putri, dan cucu Dahdouh tewas dalam serangan terhadap rumah tempat mereka berlindung di Gaza tengah. Pihaknya pada saat itu menuduh Israel sengaja menargetkan keluarganya.
Tak hanya itu, awal bulan ini juga ada serangan yang menewaskan ayah, ibu, dan 20 anggota keluarga koresponden Al Jazeera lainnya, Momen Al Sharafi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.