Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan Israel Gempur Gaza Selatan, Warga Sipil: Tak Ada Tempat Aman

Kompas.com - 08/12/2023, 06:51 WIB
Albertus Adit,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Sumber Reuters

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Pasukan Israel bertempur sengit dengan Hamas dalam serangan yang meluas ke Gaza selatan pada Rabu (6/12/2023).

Pertempuran tersebut telah memaksa puluhan ribu warga sipil Palestina yang mengungsi berhamburan pergi ke Kota Rafah dekat dengan perbatasan Mesir untuk menghindari pengeboman Israel.

Namun, banyak penduduk yang khawatir tidak akan aman di kota tersebut karena pilihan mereka untuk berlindung semakin menipis.

Baca juga: 2 Bulan Perang Israel-Hamas, 16.248 Warga Palestina Tewas, DK PBB Tak Juga Ambil Tindakan

Menurut sumber medis Palestina, setidaknya sembilan orang tewas pada hari Rabu dalam penembakan Israel terhadap sebuah rumah di Rafah.

Ratusan ribu warga Palestina telah mengungsi dari Gaza utara ke selatan selama perang dua bulan antara Israel dan Hamas yang berkuasa di daerah kantong Palestina itu.

Eksodus terbaru ini membuat banyak warga Palestina yang mengungsi semakin terpojok di dekat perbatasan Mesir yang dibentengi.

Berdasarkan selebaran yang dijatuhkan oleh pesawat-pesawat Israel maupun pesan-pesan melalui telepon dan internet, Kota Rafah termasuk daerah yang dianggap aman oleh militer Israel.

"Orang-orang Israel berbohong. Tidak ada tempat di Gaza yang aman dan besok mereka akan mengejar kami di Rafah," kata Samir Abu Ali (45), seorang ayah lima anak, kepada Reuters melalui sambungan telepon dari Rafah.

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu malam waktu setempat, Militer Israel menyampaikan, pasukannya telah beroperasi di Khan Younis untuk pertama kalinya. Khan Younis adalah jantung kota terbesar di Gaza selatan.

Sebagaimana diberitakan Reuters, tentara Israel telah memulai "serangan yang ditargetkan" di pusat kota Khan Younis, yang diidentifikasi sebagai simbol kekuasaan militer dan administratif Hamas.

Baca juga: Biden Tuduh Hamas Perkosa Perempuan Israel, Hamas: Itu Upaya Penyesatan Opini Publik

"Para tentara menghabisi teroris, menghancurkan infrastruktur teroris dan menemukan senjata," klaim Militer Isrel.

Sementara itu, dalam sebuah laporan pada Rabu, Kantor kemanusiaan PBB mengatakan, sebagian besar tunawisma di Rafah, sekitar 13 km di selatan Khan Younis di perbatasan Mesir, tidur seadanya karena kurangnya tenda meskipun PBB telah berhasil mendistribusikan beberapa ratus tenda.

Laporan PBB menyebut, meskipun sejumlah bantuan telah masuk ke Gaza dari Mesir melalui penyeberangan Rafah, lonjakan pertempuran sejak gencatan senjata berakhir pada 1 Desember telah menghambat distribusi.

Israel pada Rabu malam mengatakan bahwa mereka akan mengizinkan sedikit peningkatan bahan bakar yang diizinkan masuk ke Gaza.

Baca juga: Dampak Perang Israel-Hamas, Pariwisata di Timur Tengah Lesu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com