Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pasukan Israel Gempur Gaza Selatan, Warga Sipil: Tak Ada Tempat Aman

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Pasukan Israel bertempur sengit dengan Hamas dalam serangan yang meluas ke Gaza selatan pada Rabu (6/12/2023).

Pertempuran tersebut telah memaksa puluhan ribu warga sipil Palestina yang mengungsi berhamburan pergi ke Kota Rafah dekat dengan perbatasan Mesir untuk menghindari pengeboman Israel.

Namun, banyak penduduk yang khawatir tidak akan aman di kota tersebut karena pilihan mereka untuk berlindung semakin menipis.

Menurut sumber medis Palestina, setidaknya sembilan orang tewas pada hari Rabu dalam penembakan Israel terhadap sebuah rumah di Rafah.

Ratusan ribu warga Palestina telah mengungsi dari Gaza utara ke selatan selama perang dua bulan antara Israel dan Hamas yang berkuasa di daerah kantong Palestina itu.

Eksodus terbaru ini membuat banyak warga Palestina yang mengungsi semakin terpojok di dekat perbatasan Mesir yang dibentengi.

Berdasarkan selebaran yang dijatuhkan oleh pesawat-pesawat Israel maupun pesan-pesan melalui telepon dan internet, Kota Rafah termasuk daerah yang dianggap aman oleh militer Israel.

"Orang-orang Israel berbohong. Tidak ada tempat di Gaza yang aman dan besok mereka akan mengejar kami di Rafah," kata Samir Abu Ali (45), seorang ayah lima anak, kepada Reuters melalui sambungan telepon dari Rafah.

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu malam waktu setempat, Militer Israel menyampaikan, pasukannya telah beroperasi di Khan Younis untuk pertama kalinya. Khan Younis adalah jantung kota terbesar di Gaza selatan.

Sebagaimana diberitakan Reuters, tentara Israel telah memulai "serangan yang ditargetkan" di pusat kota Khan Younis, yang diidentifikasi sebagai simbol kekuasaan militer dan administratif Hamas.

"Para tentara menghabisi teroris, menghancurkan infrastruktur teroris dan menemukan senjata," klaim Militer Isrel.

Sementara itu, dalam sebuah laporan pada Rabu, Kantor kemanusiaan PBB mengatakan, sebagian besar tunawisma di Rafah, sekitar 13 km di selatan Khan Younis di perbatasan Mesir, tidur seadanya karena kurangnya tenda meskipun PBB telah berhasil mendistribusikan beberapa ratus tenda.

Laporan PBB menyebut, meskipun sejumlah bantuan telah masuk ke Gaza dari Mesir melalui penyeberangan Rafah, lonjakan pertempuran sejak gencatan senjata berakhir pada 1 Desember telah menghambat distribusi.

Israel pada Rabu malam mengatakan bahwa mereka akan mengizinkan sedikit peningkatan bahan bakar yang diizinkan masuk ke Gaza.

https://www.kompas.com/global/read/2023/12/08/065100470/pasukan-israel-gempur-gaza-selatan-warga-sipil--tak-ada-tempat-aman

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke