Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nepal Desak Rusia Tak Lagi Rekrut Warganya Jadi Tentara

Kompas.com - 06/12/2023, 06:35 WIB
Albertus Adit,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KATHMANDU, KOMPAS.com - Pemerintah Nepal mendesak Rusia tidak lagi merekrut warga negaranya untuk dijadikan sebagai tentara mereka.

Desakan itu muncul setelah enam warga Nepal yang mengabdi pada militer Rusia dikabarkan telah terbunuh.

Sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (5/12/2023), pemerintah Nepal juga meminta pada Rusia untuk segera mengirim kembali tentara Nepal yang ditugaskan untuk dapat kembali ke negara Himalaya tersebut.

Baca juga: Nepal Larang TikTok karena Mengganggu Keharmonisan Sosial

Tentara Nepal atau sering disebut pasukan Gurkha telah dikenal akan keberanian dan keterampilannya dalam bertarung.

Pasukan Gurkha telah bertugas di tentara Inggris dan India setelah kemerdekaan India pada tahun 1947 berdasarkan perjanjian antara ketiga negara.

Meski demikian, negara kecil di Himalaya yang terjepit di antara China dan India tersebut tidak memiliki perjanjian dengan Rusia.

Terlebih Rusia menginvasi negara tetangganya yakni Ukraina pada Februari 2022 dan telah terlibat dalam perang sejak saat itu.

Dalam sebuah pernyataan, Pemerintah Nepal menjelaskan bahwa enam warga negaranya yang pernah bertugas di tentara Rusia telah tewas.

"Pemerintah Nepal telah meminta pemerintah Rusia untuk segera mengembalikan jenazah mereka dan membayar kompensasi kepada keluarga mereka," ungkap Kementerian Luar Negeri Nepal pada Senin (4/12/2023) malam.

Kini, upaya diplomatik tengah dilakukan guna membebaskan satu warga negara Nepal yang bertugas di tentara Rusia dan ditangkap oleh Ukraina.

Selain itu, Nepal juga mendesak warganya untuk tidak bergabung dengan militer di negara mana pun yang dilanda perang.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-649 Serangan Rusia ke Ukraina: AS Kehabisan Uang | Jenderal Rusia Terbunuh

Milan Raj Tuladhar selaku Duta Besar Nepal di Moskwa mengatakan bahwa 150-200 warga Nepal bekerja sebagai tentara bayaran di militer Rusia, seperti dikutip dari The Kathmandu Post.

Meski demikian, Kedutaan Besar Rusia di Kathmandu tidak segera menanggapi adanya permintaan dari negara Nepal tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com