Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Akan Tolak Visa Warga Israel Pelaku Kekerasan terhadap Warga Palestina di Tepi Barat

Kompas.com - 06/12/2023, 10:44 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat pada Selasa (5/12/2023) mengatakan, akan menolak visa bagi para pemukim ekstremis Israel yang berada di balik gelombang kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.

Langkah-langkah visa ini menjadi langkah nyata yang jarang dilakukan oleh AS terhadap Israel, yang tengah berperang melawan Hamas di Gaza.

"Kami telah menggarisbawahi kepada pemerintah Israel tentang perlunya berbuat lebih banyak untuk meminta pertanggungjawaban para pemukim ekstremis yang telah melakukan serangan kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat," ujar Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Pasukan Israel Bunuh 2 Anak Palestina di Tepi Barat

"Seperti yang telah berulang kali dikatakan oleh Presiden AS Joe Biden, serangan-serangan tersebut tidak dapat diterima," katanya, sebagaimana dikutip dari AFP.

Blinken menegaskan bahwa Amerika Serikat akan menolak masuknya siapa pun yang terlibat dalam meruksak perdamaian, keamanan, atau stabilitas di Tepi Barat.

AS juga akan menolak kehadiran mereka yang melakukan tindakan terlalu membatasi akses warga sipil ke layanan penting dan kebutuhan dasar.

"Ketidakstabilan di Tepi Barat merugikan rakyat Israel dan Palestina serta mengancam kepentingan keamanan nasional Israel. Mereka yang bertanggung jawab atas hal itu harus dimintai pertanggungjawaban," jelas Blinken.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan bahwa puluhan pemukim, yang tidak disebutkan namanya, akan terkena dampaknya. Larangan visa juga berlaku untuk anggota keluarga dekat mereka.

Larangan memasuki Amerika Serikat tidak akan berlaku bagi para pemukim ekstremis yang merupakan warga negara AS.

Baca juga: Sejarah Wilayah Tepi Barat dalam Konflik Israel-Palestina

Gelombang kekerasan di Tepi Barat

Meskipun Hamas tidak menguasai Tepi Barat, sekitar 250 warga Palestina telah terbunuh di sana oleh tentara dan pemukim Israel sejak 7 Oktober, menurut penghitungan pemerintah Palestina.

Otoritas Palestina memiliki otonomi terbatas di Tepi Barat, di mana warga Palestina mengeluhkan adanya kekebalan hukum atas serangan dan pelecehan yang dilakukan oleh para pemukim, yang sebagian di antaranya bertugas di militer Israel ketika pasukannya dialihkan ke Gaza.

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berkoalisi dengan partai-partai sayap kanan Israel diketahui sangat mendukung pemukiman Yahudi di tanah yang dirampas pada 1967 tersebut.

Pembangunan itu sendiri dianggap ilegal menurut hukum internasional.

"Kami akan terus memantau apa yang terjadi dan akan terus menekan mereka untuk melakukan semua yang mereka bisa untuk meminimalisir korban sipil," ujar Miller, juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

Baca juga: Pemuda di Tepi Barat Lempar Batu ke Kendaraan, Israel Balas dengan Tembakan, Remaja Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com