Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Malam Tak Bisa Tidur karena Pengeboman Israel, Pagi Berkeliling Cari Makanan tapi Tak Ada"

Kompas.com - 13/12/2023, 07:23 WIB
Albertus Adit,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Sumber Reuters

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Pesawat tempur dan tank Israel terus menggempur Jalur Gaza selatan, Selasa (12/12/2023).

Akibatnya, distribusi bantuan PBB untuk warga Gaza terhenti lantaran meningkatnya intensitas perang Israel-Hamas.

Dampak yang paling dirasakan oleh sebagian besar warga Gaza saat ini ialah bencana kelaparan.

Baca juga: Kelaparan di Gaza Meningkat, PBB: Bisa Picu Warga Eksodus ke Mesir

Abu Khalil (40) turut mengalaminya. Ayah enam anak ini sedang berjuang untuk menghadapi perang dan bencana kelaparan.

"Pada malam hari kami tidak bisa tidur karena pengeboman, dan pada pagi hari kami berkeliling mencari makanan untuk anak-anak, tapi tidak ada," ujarnya melalui sambungan telepon dari Rafah kepada Reuters, Selasa (12/12/2023).

"Saya tidak bisa mendapatkan roti. Harga beras, garam atau kacang-kacangan naik dua kali lipat. Ini adalah kelaparan," imbuh dia.

Abu Khalil menyebut Israel membunuh warga di Gaza dua kali.

"Satu dengan bom dan satu lagi dengan kelaparan," tutur Abu Khalil.

Sementara di Khan Younis, kota utama Gaza selatan, warga menyebut penembakan tank terfokus pada pusat kota.

Dikatakan, tank-tank tersebut beroperasi pada Selasa pagi di jalan tempat rumah Yahya Al-Sinwar, pemimpin Hamas di Gaza, berada.

Baca juga: WHO: Situasi Kesehatan di Gaza Hampir Mustahil Dapat Diperbaiki

Pejabat Kesehatan Kementerian di Gaza mengatakan dua orang tewas di Kota Khan Younis pada malam tersebut.

Sedang ratusan warga sipil lainnya telah terbunuh dalam serangan Israel di daerah kantong Palestina sejak Amerika pada hari Jumat mem-veto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata.

Lembaga bantuan mengatakan kelaparan di Gaza semakin parah. Sementara Program Pangan Dunia (WFP) PBB mengatakan bahwa setengah dari penduduk Gaza kelaparan.

Kantor Kemanusiaan PBB (OCHA) pada Selasa mengatakan bahwa distribusi bantuan terbatas terjadi di distrik Rafah.

"(Tetapi) di seluruh Jalur Gaza, distribusi bantuan sebagian besar terhenti selama beberapa hari terakhir, karena intensitas perang dan adanya pembatasan pergerakan di sepanjang jalan utama," ungkap OCHA.

Selain itu, aliran bantuan juga dibatasi karena kekurangan truk, kekurangan bahan bakar, pemadaman komunikasi, dan meningkatnya jumlah staf yang tidak dapat melakukan perjalanan ke perbatasan Rafah dengan Mesir.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al-Qidra menjelaskan, pasukan Israel telah menyerbu rumah sakit Kamal Adwan di Gaza utara pada Selasa dan menangkap pria, termasuk staf medis di halaman rumah sakit.

Baca juga: Jet Tempur F-16 AS Jatuh di Korea Selatan

Militer Israel belum memberi keterangan atas tindakan tersebut.

Hanya, pihak Israel sebelumnya telah memberikan instruksi kepada masyarakat untuk mengungsi. Ini adalah salah satu langkah yang diklaim untuk melindungi warga sipil ketika mereka mengincar pasukan Hamas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Global
Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Global
Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Global
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Global
Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Global
Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Global
Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Global
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Global
Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Global
[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

Global
China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan 'Satu China'

China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan "Satu China"

Global
Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Global
Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com