Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takut Meninggal Sendirian di Rumah, Nenek Berkecukupan Ini Pilih "Menggelandang" di Pusat Kota

Kompas.com - 06/12/2023, 12:55 WIB
Albertus Adit,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Sumber Mothership

SINGAPURA, KOMPAS.com - Seorang perempuan lanjut usia (lansia) di Singapura mengaku takut saat meninggal dunia dirinya sedang sendirian di rumah. 

Oleh sebab itu, ia memutuskan untuk menghabiskan sebagian besar waktu hari-hari di selasar kosong di Ang Mo Kio, Pusat Kota Baru di Singapura.

Sebagaimana dikutip dari Mothership pada Selasa (5/12/2023), lansia tersebut bepergian dengan membawa barang-barang bukan karena tak punya rumah, melainkan takut meninggal sendirian di flatnya.

Baca juga: Usai Penantian 7 Tahun, Pasangan Ini Langsung Miliki Bayi Kembar Tiga

Perempuan berusia 60-an tahun tersebut pun sempat disangka sebagai seorang gelandangan oleh warga.

Namun, pada kenyataannya dia telah menyewa sebuah flat di dekat lokasi tersebut dengan seorang teman.

Diberitakan Shin Min Daily News, perempuan bermarga Chen itu kerap mondar-mandir di selasar kosong Blok 345 Ang Mo Kio Avenue 3 pada siang hari.

Terkadang Chen juga menghabiskan malam dengan tidur di bangku batu atau terlihat di area tersebut hingga pukul 04.00 pagi.

Seorang reporter dari Shin Min menemukan Chen dan bekesempatan berbicara dengannya pada Sabtu (2/12/2023).

Chen pun menjawab bahwa dia saat ini menyewa apartemen di Jalan Ang Mo Kio 31 bersama seorang temannya.

Dia mengatakan, meskipun tinggal bersama, tetapi temannya itu jarang ada di rumah.

Baca juga: Perempuan AS Tewas Diserang Hiu di Bahama

Sementara, dia cemas setelah membaca beberapa laporan berita tentang lansia yang meninggal sendirian di rumah dan menjadi mayat pada saat mereka ditemukan.

Maka dari itu, Chen memutuskan untuk sering keluar rumah.

Sebelumnya, ia bekerja serabutan di kantin perusahaan tetapi memilih untuk beristirahat lantaran cedera.

Perempuan tersebut mengatakan, dirinya sering ke luar rumah juga karena ingin tetap aktif. Dengan begitu, ia berharap dapat pulih lebih cepat dari cedera yang telah dialaminya lebih dari setahun lalu.

Punya keluarga

Chen mengaku punya saudara kandung, tapi dia memutuskan untuk tidak tinggal bersamanya karena khawatir menganggu.

"Mereka sudah memiliki keluarga sendiri," jelas dia.

Chen juga mengatakan bahwa dia telah didekati oleh staf dari kantor lembaga kesejahteraan.

"Tetapi setelah saya menjelaskan situasi saya kepada mereka, mereka mengerti," tutur Chen.

Sedangkan penuturan seorang warga, Chen tidak tampak seperti gelandangan lainnya, terutama dalam hal kebiasaan belanjanya.

Misalnya, warga tersebut sebelumnya sempat mendengar bahwa ia akan membayar biaya keramas di salon, dan pernah pula melihatnya membeli makanan sendiri.

Selain itu, ketika diajak mengobrol, Chen juga merespons dengan lancar.

Meski demikian, warga tersebut terkadang juga membelikan makanan untuk Chen. Bahkan juga meninggalkan makanan di meja yang sering dipakai Chen.

Baca juga: Sejarah Piramida Mesir dan Proses Pembangunannya

Di selasar kosong tersebut, Chen telah meletakkan tiga troli berisi tas di dekat meja dan bangku.

Menurutnya, tas tersebut berisi barang-barang pemberian orang lain, termasuk pakaian. Dia mengatakan bahwa ingin membersihkan barang-barang tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com