Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantuan yang Diperlukan Warga di Gaza

Kompas.com - 20/10/2023, 15:15 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Ia mengungkapkan rasa frustrasinya karena tidak dapat membantu.

"Kami sangat marah karena kami tahu orang-orang di sana kehabisan air, bahkan mereka kehabisan kantong mayat," tambahnya.

Bagaimana dengan bahan bakar dan air?

Bahan bakar biasanya diizinkan masuk ke Gaza melalui pipa diperbatasan Kerem Shalom dan didanai oleh hibah dari Qatar.

Dana ini digunakan untuk memasok satu-satunya pembangkit listrik di Gaza, yang membutuhkan 600.000 liter bahan bakar per hari.

Namun pasokan tersebut saat ini terhenti dan, menurut Khaled Mohareb dari Otoritas Perminyakan Gaza, gangguan ini serupa dengan "eksekusi menyeluruh terhadap orang-orang di Gaza dan kelumpuhan total kehidupan".

Sebelum pengepungan, pasokan listrik sering kali terbatas dan pemadaman bergilir. Banyak orang memiliki generator yang membutuhkan bahan bakar untuk menjalankannya.

Demikian pula, banyak rumah sakit yang mengandalkan generator darurat tetapi persediaan bahan bakar mereka semakin menipis.

Mohareb berujar pembangkit listrik ini adalah “sumber kehidupan Gaza”, dan memberi listrik pada rumah-rumah serta fasilitas-fasilitas penting seperti rumah sakit dan pusat pengolahan air.

"Bahan bakar dibutuhkan untuk pabrik desalinasi air yang memungkinkan air dialirkan ke keran masyarakat di Gaza,” kata Juliette Touma, dari UNRWA.

Baca juga: WHO: Bantuan Siap Disalurkan ke Gaza meski Serangan Israel Belum Berhenti

Air keran tersebut sudah dianggap tidak layak untuk diminum dan Israel kini telah memutus sebagian besar pasokan air bersihnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan kebutuhan air harian minimum sebesar 100 liter per orang untuk memenuhi kebutuhan minum, mencuci, memasak, dan mandi.

Sebelum konflik, konsumsi air rata-rata di Gaza adalah sekitar 84 liter, dan hanya 27 liter yang dianggap layak untuk dikonsumsi manusia.

Saat ini WHO memperkirakan rata-rata konsumsi air hanya tiga liter per orang.

Dr Ghassan Abu- Sittah, ahli bedah plastik dari London utara yang bekerja di Gaza, mengatakan kepada BBC, sumber daya cepat habis, dan tekanan air tidak cukup untuk memasok beberapa peralatan.

Dalam sebuah postingan di X, platform media sosial yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, ia menulis bahwa "cuka dari toko swalayan" digunakan untuk mengobati infeksi bakteri.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, memuji kepemimpinan AS dan keterlibatan diplomatik mereka dalam upaya mengirimkan makanan, air, dan pasokan medis ke Gaza.

Dia menulis di X bahwa "banyak nyawa bergantung pada ini".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Demo Pro-Palestina di Paris, 10.000 Orang Protes Serangan Israel ke Rafah

Demo Pro-Palestina di Paris, 10.000 Orang Protes Serangan Israel ke Rafah

Global
Jaring Penghalang Pemandangan Gunung Fuji Jepang Dibolongi Orang

Jaring Penghalang Pemandangan Gunung Fuji Jepang Dibolongi Orang

Global
Jaksa Agung Peru Tuduh Presiden Terima Suap Berupa Jam Tangan

Jaksa Agung Peru Tuduh Presiden Terima Suap Berupa Jam Tangan

Global
Rangkuman Hari Ke-824 Serangan Rusia ke Ukraina: Terkait Pembicaraan Damai | Serangan Rusia, 3 Tewas

Rangkuman Hari Ke-824 Serangan Rusia ke Ukraina: Terkait Pembicaraan Damai | Serangan Rusia, 3 Tewas

Global
Korsel Rilis Video Peluncuran Satelit Korut yang Gagal karena Meledak

Korsel Rilis Video Peluncuran Satelit Korut yang Gagal karena Meledak

Global
PBB: Kecil Kemungkinan Korban Longsor Papua Nugini Selamat

PBB: Kecil Kemungkinan Korban Longsor Papua Nugini Selamat

Global
Peringatan Besar Hezbollah untuk Israel: Tunggu Kejutan dari Kami

Peringatan Besar Hezbollah untuk Israel: Tunggu Kejutan dari Kami

Global
Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi Rafah, Saksi Mata Gambarkan Kengerian

Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi Rafah, Saksi Mata Gambarkan Kengerian

Global
Presiden Ukraina Desak Sekutu agar Rusia Lakukan Perundingan Damai

Presiden Ukraina Desak Sekutu agar Rusia Lakukan Perundingan Damai

Global
Khawatir Terjadi Longsor Susulan di Papua Nugini, 7.900 Orang Dievakuasi

Khawatir Terjadi Longsor Susulan di Papua Nugini, 7.900 Orang Dievakuasi

Global
Para Pembelot Korea Utara Sulit Cari Pekerjaan dan Terancam Dipulangkan

Para Pembelot Korea Utara Sulit Cari Pekerjaan dan Terancam Dipulangkan

Internasional
Ini Kritik Keras dari Berbagai Negara Imbas Serangan Israel ke Rafah

Ini Kritik Keras dari Berbagai Negara Imbas Serangan Israel ke Rafah

Global
4 Fakta Seputar Bencana Tanah Longsor di Papua Nugini

4 Fakta Seputar Bencana Tanah Longsor di Papua Nugini

Global
PM Israel: Serangan di Kamp Rafah Tak Dimaksud Timbulkan Korban Sipil

PM Israel: Serangan di Kamp Rafah Tak Dimaksud Timbulkan Korban Sipil

Global
[POPULER GLOBAL] Eropa Kecam Serangan Israel | Desa di Ukraina Direbut Rusia

[POPULER GLOBAL] Eropa Kecam Serangan Israel | Desa di Ukraina Direbut Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com