Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Srettha Thavisin, Pengusaha Ramah yang jadi PM Thailand

Kompas.com - 24/08/2023, 20:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

BANGKOK, KOMPAS.com - Srettha Thavisin, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala salah satu pengembang real estate terbesar di Thailand, hari Selasa (22/8/2023) terpilih sebagai perdana menteri Thailand.

Dia juga menjadi kepala aliansi partai populis yang dikenal pro-militer setelah berminggu-minggu kebuntuan pascapemilu.

Srettha, 61 tahun, memenangkan pemungutan suara di parlemen untuk menjadi perdana menteri beberapa jam setelah pendiri Partai Pheu Thai yang populis, Thaksin Shinawatra, secara dramatis kembali ke Thailand setelah 15 tahun mengasingkan diri dan langsung dijebloskan ke penjara.

Baca juga: Srettha Thavisin Jadi PM Baru Thailand, Akhiri Kebuntuan Politik

"Merupakan suatu kehormatan untuk terpilih sebagai perdana menteri," kata Srettha kepada para wartawan setelah pemungutan suara.

"Saya ingin berterima kasih kepada seluruh rakyat Thailand," tambahnya, dilansir dari Reuters.

"Saya akan melakukan yang terbaik," kata Srettha yang berseri-seri, sebelum ia dikerumuni kamera televisi.

Dia menolak untuk menjawab pertanyaan menjelang konfirmasi kerajaan tentang pemilihannya.

Pemungutan suara pada hari Selasa disahkan dengan dukungan anggota parlemen pro-militer yang telah memblokir Partai Progresif untuk Maju, yang memenangkan pemilihan pada bulan Mei, dari kekuasaan.

Sebaliknya, kelompok konservatif melihat Srettha dan Pheu Thai, yang berada di urutan kedua dalam pemilu, lebih cocok.

Partai ini telah membuat kesepakatan dengan musuh-musuh lama, yang sekarang berada di partai-partai pro-militer, untuk membentuk pemerintahan di negara dengan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara ini.

Baca juga: Thaksin Shinawatra Langsung Dipenjara Sekembalinya ke Thailand

Ketika pengusaha yang ramah dan tidak memiliki pengalaman administratif ini diumumkan sebagai kandidat perdana menteri Pheu Thai, partai menekankan ketajaman bisnisnya da lebih jauh lagi, kemampuannya untuk mengelola ekonomi yang sedang mengalami pemulihan sementara dari pandemi Covid-19.

Dari sebuah keluarga yang memiliki koneksi yang dalam di kalangan elit bisnis, Srettha memulai karirnya di Procter & Gamble di Thailand setelah belajar untuk meraih gelar ekonomi dan manajemen di Amerika Serikat.

Pada tahun 1990, bersama dengan beberapa sepupunya, ia mendirikan sebuah perusahaan yang kemudian menjadi pengembang properti Sansiri, yang pada akhirnya berkembang menjadi salah satu perusahaan properti terbesar di Thailand.

Pada tahun 2022, Sansiri yang terdaftar di Bangkok membukukan pendapatan 34,9 miliar baht dan laba bersih 4,2 miliar baht.

Saham pengembang ini naik lebih dari 8
persen di Bangkok pada hari Selasa, menuju sesi terbaiknya dalam hampir tujuh bulan terakhir.

Baca juga: Heboh Kembalinya Thaksin Shinawatra ke Thailand Setelah 15 Tahun di Pengasingan

Bulan ini, seorang tokoh politik Chuwit Kamolvisit menuduh bahwa Srettha, ketika masih menjabat sebagai Sansiri, terlibat dalam pelanggaran dalam dua transaksi tanah.

Baik Sansiri maupun Srettha membantahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com