Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembalinya Thaksin Bayangi Pemilihan PM Thailand

Kompas.com - 21/08/2023, 20:59 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP


BANGKOK, KOMPAS,com - Mantan Perdana Menteri (PM) Thailand Thaksin Shinawatra diperkirakan akan kembali ke negara kerajaan itu dari pengasingan pada Selasa (22/8/2023).

Banyak pengamat menilai, kehadirannya bisa menimbulkan ketidakstabilan baru pada saat parlemen bersiap memilih perdana menteri baru setelah tiga bulan kebuntuan politik.

Thaksin (74) adalah politisi paling berpengaruh dan kontroversial dalam sejarah Thailand baru-baru ini.

Baca juga: Pemilu Thailand: Partai-partai Oposisi Bergandengan Tangan Kalahkan Militer

Dia dibenci oleh elite pro-militer dan mereka yang pro-kerajaan, tetapi dipuja oleh banyak orang di daerah pedesaan yang hidup mereka berubah karena kebijakannya pada awal 2000-an.

Kembalinya Thaksin setelah mengasingkan diri selama 15 tahun, yang menurut putrinya akan tiba pada Selasa pukul 09.00 pagi waktu setempat, berlangsung pada saat negara kerajaan itu mengalami ketegangan politik.

Thailand tidak memiliki perdana menteri selama tiga bulan setelah Partai Bergerak Maju (MFP) yang meraih kemenangan mengejutkan dalam pemilu Mei lalu gagal menempatkan calonnya di posisi tertinggi itu setelah dihalangi oleh kelompok-kelompok konservatif yang menentang janji perubahannya.

Partai Pheu Thai, peraih suara terbanyak kedua dalam pemilihan yang dipimpin oleh putri Thaksin, Paetongtarn Shinawatra, kemudian memutuskan hubungan dengan MFP untuk membentuk koalisi baru dengan kandidat yang didukung militer meskipun dalam kampanyenya pernah berjanji tidak melakukannya.

Thaksin, yang membenarkan pengumuman putrinya, mengasingkan diri pada 2008 atas berbagai tuduhan kriminal selama puluhan tahun.

Dia mengeklaim tuduhan itu bermotivasi politik.

Baca juga: Pemilu Thailand: Pelopor Pro-demokrasi Pita Limjaroenrat Hadapi Ancaman Diskualifikasi

Thaksin pun masih menghadapi kemungkinan hukuman penjara.

Sementara kebencian terhadap Thaksin merajalela di kalangan elite politik, kesuksesan MFP yang tak terduga dan pemimpin mudanya yang karismatik, Pita Limjaroenrat, mungkin telah memicu pemikiran ulang.

"Jika mereka harus memilih di antara dua orang yang mereka benci itu, mereka akan memilih yang lebih jinak di antara keduanya," kata Jade Donavanik, seorang analis politik, kepada AFP.

Di luar lingkaran elite, kesepakatan Pheu Thai dengan Partai Persatuan Thailand (UTNP) yang didukung militer telah mengecewakan banyak pendukung dan kaum progresif yang memberikan suara menentang partai-partai yang didukung militer pada bulan Mei lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com