Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaki Indonesia Rencanakan Pendakian Tebing Maut di Gunung Eiger Swiss

Kompas.com - 21/08/2023, 20:03 WIB
Krisna Diantha Akassa,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

BERN, KOMPAS.com - Sejumlah pecinta alam anggota Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung (Wanadri) berencana melakukan pendakian di tebing maut di Gunung Eiger Swiss pada September nanti.

Eiger North Face adalah nama internasional dari "dinding kematian" tersebut. 

Sementara, dalam bahasa lokal, tebing itu dikenal dengan nama Eiger Nordwand.

Baca juga: Menyaksikan Detik-detik Pelepasan Burung Nasar di Pegunungan Alpen Swiss: Dulu Diburu, Kini Disayang

Eiger North Face memiliki tinggi 3.967 mdpl dan posisinya nyaris tegak lurus sepanjang 4 kilometer (km).

Harus bergelantungan pakai tali, gancu, crampon (cakar besi), dan tentu saja fisik prima untuk bisa memanjatnya.

Sebanyak 70 orang tercatat tewas di dinding ini. Karangnya rapuh, salju, dan batu bisa berjatuhan kapan saja.

Reynold Messner, pendaki gunung legendaris asal Jerman, menyebutnya sebagai die letzte Problem des Alpen, rintangan terakhir di pegunungan Alpen.

Di dinding kematian itulah, para anggota Wanadri, salah satu komunitas pecinta alam tertua di Indonesia, akan mencoba memanjatnya pada September mendatang.

"Ya, memang jalur itu, jalur Heckmair yang akan kami daki," tegas Muhammad Wahyudi, salah satu anggota Wanadri, kepada Kompas.com Sabtu (20/8/2023).

Anderl Heckmair, bersama Heinrich Harrer, Ludwig Voerg, dan Fritz Kasparek menjadi tim pendaki pertama yang berhasil menaklukkan dinding maut itu. Jadi, tak heran jika nama pendaki Jerman itu disematkan di jalur ini.

Empat orang

Eiger North Face bisa dipanjat sepanjang tahun. Musim dingin bisa, musim panas juga boleh.

Namun, antara Juni hingga September, ketika Swiss sedang berada di puncak suhu tertinggi, saljunya gampang longsor, dan batu batu di dinging itu mudah berjatuhan.

Persiapan demi persiapan pun terus dilakukan Wanadri.

Jika cuaca mendukung, mereka merencanakan akan memanjatnya dalam tiga hari dua malam.

"Kami berangkat berempat," jelas Wahyudi. 

Baca juga: Ilmuwan Swiss Ungkap Alasan Mengapa Manusia Tak Pernah Melihat Alien

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com