ROMA, KOMPAS.com - Sejarawan menemukan bunker Perang Dunia I terselip di dalam gletser di Pegunungan Alpen, yang tersimpan dengan cermat, seolah membeku dalam waktu.
Ironisnya, perubahan iklim yang mendorong proses pencairan gunung es itu nyatanya membantu para sejarawan menemukan situs ini.
Baca juga: 10 Senjata Paling Mematikan dalam Perang Dunia I
Gua-gudang-barak yang utuh berisi amunisi, buku, tempat rokok, dan tulang binatang, dan dulunya lokasi itu ditempati oleh pasukan Austro-Hungaria.
Mereka mengintai di Gunung Scorluzzo, hampir 3.000 meter (sekitar 9.800 kaki) di atas permukaan laut, di perbatasan Italia-Swiss, yang sekarang menjadi bagian dari wilayah Taman Nasional Stelvio Italia.
“Tempat-tempat ini benar-benar membeku dalam waktu,” kata Giovanni Cadioli, seorang sejarawan dan peneliti pasca doktoral di Universitas Padua di Italia, kepada The Washington Post dilansir Sabtu (13/11/2021).
Sekarang, tambahnya, perubahan iklim memainkan “peran penting” dalam penemuan ini. Sebab suhu yang memanas telah menyebabkan mencairnya gletser dan permafrost, mengungkap keberadaan “kapsul waktu” tersebut.
Baca juga: Negara yang Berperang di Perang Dunia I dan Alasan Keterlibatannya
Penemuannya yang terjadi bertepatan dengan KTT perubahan iklim global COP26 Glasgow Skotlandia, menurut Cadioli memunculkan ironi yang pahit: “(sebenarnya) Kami benar-benar lebih suka gletser tidak berkurang.”
Gua buatan dibuat pada 1915 dengan meledakkan bagian gunung. Selanjutnya, itu diubah menjadi barak darurat dan tempat perlindungan untuk menampung ratusan tentara Eropa.
Barak ini ditemukan bersama dengan tempat penyimpanan senapan mesin, jalan setapak dan terowongan terlindung. Semua dibuat oleh tentara Austro-Hungaria yang memerangi pasukan Italia.
Mereka mengosongkan posisinya pada 3 November 1918, sesuai dengan perintah mundur, hanya beberapa hari sebelum perjanjian gencatan senjata pada 11 November, yang mengakhiri Perang Dunia I.
Dari 1915 hingga 1918, tentara Eropa ditempatkan di daerah pegunungan yang sangat keras. Mereka harus menghadapi kondisi iklim yang menghukum sepanjang tahun.
“Alam, radang dingin, jatuh, dan longsoran salju akhirnya merenggut lebih banyak nyawa daripada tembakan musuh,” kata Cadioli.
Baca juga: Penyebab Perang Dunia I dan Fakta-faktanya
Barak lain di gunung yang sama digali pada 2017 setelah es mencair, seluruh struktur raksasa kayu yang muncul dibongkar dan diangkut. Bersama dengan sekitar 300 artefak, peninggalan sejarah itu dibawa ke Bormio, di wilayah Lombardy Italia.
Di sana, temuan-temuan itu akan dipamerkan di museum mulai 2022. Barak terbaru ini belum digali.
Di gua yang ditemukan pada 2017, para peneliti bahkan menemukan gundukan jerami beku yang biasa digunakan tentara untuk tidur. Ada juga benih berisi yang diawetkan dengan baik, sehingga bisa dijemur di bawah sinar matahari dan kemudian ditanam.