Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Pecah Usai 8 Orang yang Terjebak di Kereta Gantung Pakistan Berhasil Diselamatkan

Kompas.com - 23/08/2023, 06:21 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

THAKOT, KOMPAS.com - Proses penyelamatan delapan orang yang terjebak selama beram-jam di kereta gantung di atas lembah terpencil di Pakistan berlangsung menegangkan pada Selasa (22/8/2023).

Di dalam kereta gantung tersebut, enam orang di antaranya adalah siswa sekolah.

Upaya penyelamatan sampai melibatkan helikopter militer dan para ahli zipline (luncur gantung).

Baca juga: Mantan PM Pakistan Imran Khan Dilarang Berpolitik Selama 5 Tahun

Penyelamatan yang berani ini dimulai dengan sebuah helikopter militer mendekat ke kereta gantung.

Awak di helikopter itu berhasil mengangkut dua anak ke tempat yang aman setelah hampir 12 jam mengudara ketika siang hari mulai memudar.

Setelah itu, helikopter tersebut terpaksa kembali ke pangkalan dalam kegelapan.

Tim penyelamat kemudian menggunakan kabel terisa yang menahan kereta gantung sebagai tali zipline untuk menyelamatkan mereka yang terdampar pada Selasa malam.

"Setelah semua orang berhasil diselamatkan, keluarga-keluarga mulai menangis bahagia dan saling berpelukan," kata pejabat darurat Waqar Ahmad kepada AFP melalui telepon.

Dia menyebut, orang-orang yang datang terus berdoa karena ada kekhawatiran bahwa tali akan putus.

"Orang-orang terus berdoa sampai orang terakhir berhasil diselamatkan," ucapnya.

Pihak militer mengonfirmasi bahwa operasi tersebut telah berhasil diakhiri.

Baca juga: Mantan PM Pakistan Imran Khan Ditangkap, AS Tak Tertarik Membantu

Bilal Faizi, seorang pejabat dari layanan darurat Pakistan, mengatakan kedua orang dewasa tersebut adalah orang terakhir yang berhasil diselamatkan.

Sebuah video penyelamatan pertama menunjukkan seorang remaja dengan tali pengaman tergantung di bagian bawah tali yang berayun di bawah helikopter, sementara kerumunan orang bersorak-sorai lega.

"Tim penyelamat mendirikan kamp sementara di puncak gunung dan memberikan pertolongan pertama," kata Faizi.

Anak-anak berangkat sekolah

Keenam anak tersebut sedang dalam perjalanan ke sekolah ketika kereta gantung rusak pada Selasa sekitar pukul 07.00 pagi waktu setempat di tengah perjalanan.

Kereta gantung terjebak di atas lembah Allai yang hijau dan subur.

Penduduk menggunakan pengeras suara masjid untuk memperingatkan para pejabat sekitar tentang keadaan darurat dan ratusan orang lalu berkumpul di kedua sisi jurang untuk menyaksikan insiden yang terjadi.

Beberapa helikopter militer dilaporkan sempat terbang ke arah kereta gantung pada hari itu dan seorang penerbang diturunkan dengan tali pengaman untuk mengantarkan makanan, air, dan obat-obatan.

"Kerja tim yang luar biasa oleh militer, departemen penyelamatan, administrasi distrik serta masyarakat setempat," terang Perdana Menteri Caretaker Anwaar-ul-Haq Kakar dalam posting di X.

Dia sebelumnya mengeluarkan instruksi agar semua kereta gantung di daerah pegunungan diperiksa dan yang tidak aman segera ditutup.

Baca juga: Eks PM Pakistan Imran Khan Dipenjara 3 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com