Jika penyakit LSD ditemukan di Australia, semua ekspor ternak, daging, dan susu sapi akan dihentikan, sehingga berpotensi merugikan perekonomian lebih dari 7 miliar dollar Australia dalam setahun.
Pihak berwenang Australia sebelumnya menyatakan ke-13 ekor sapi yang terdeteksi pengidap LSD kemungkinan tertular oleh serangga setelah tiba di Indonesia, mengingat penyakit itu telah menyebar di sana sejak Maret 2022.
Hasil dari pengujian ternak di empat fasilitas yang ditangguhkan diharapkan sudah diketahui hasilnya pada akhir minggu ini.
Baca juga: Kebakaran Landa Peternakan Sapi Texas, 18.000 Ternak Mati
Menteri Agribisnis NT Paul Kirby dan Ketua Asosiasi Peternak NT David Connolly bertemu dengan Menteri Pertanian Australia Murray Watt bersama Dr Mark Schipp, hari ini untuk membahas permasalahan ini.
Paul mengatakan serangkaian pengujian telah berjalan di NT sejak pekan ini dan dia berharap perdagangan ternak dengan Indonesia dapat segera dipulihkan kembali.
"Kami sangat berharap dua fasilitas ekspor di NT yang saat ini dilarang mengirim stok ke Indonesia akan segera beroperasi," katanya.
"Kami yakin bahwa pengujian tidak akan meluas lebih ternak-ternak yang ada di kandang ternak ekspor, karena kami akan dapat membuktinya bahwa ada tidak ada insiden dan tidak ada ternak yang terinfeksi," tegasnya.
Perdagangan ekspor ternak Australia saat ini masih berlanjut, ditandai dengan kapal ternak Bison Express yang angkat sauh meninggalkan Pelabuhan Darwin menuju Filipina.
Sebanyak 24 fasilitas ekspor ternak lainnya di seluruh Australia tetap mempertahankan kemampuannya untuk berdagang dengan Indonesia.
Laporan oleh Daniel Fitzgerald, diproduksi oleh Farid Ibrahim untuk ABC Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.