Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengadilan India: Rumah dari Kotoran Sapi Bisa Hindarkan Radiasi

Kompas.com - 24/01/2023, 21:06 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

AHMEDABAD, KOMPAS.com - Sebuah pengadilan di India mengeklaim, rumah-rumah yang terbuat dari kotoran sapi dapat melindungi penghuni dari paparan radiasi atom seperti ledakan nuklir.

Sapi telah dihormati sebagai makhluk suci di sebagian besar India dan pihak berwenang telah menindak keras penyembelihan sapi dalam beberapa tahun terakhir bersama dengan kelompok nasionalis Hindu.

Nah, Pengadilan di Gujarat barat baru-baru ini memutuskan kasus seorang pria Muslim yang dituduh menyelundupkan kawanan sapi untuk dibunuh.

Baca juga: Dokter Anak Ini Jadi Sorotan karena Promosikan Makan Kotoran Sapi Bisa Menyehatkan Badan

Tindakan ini dianggap ilegal berdaratkan Undang-undang negara bagian Gujarat.

Hakim Ketua Samir Vinodchandra Vyas mengatakan, tindakan pria berusia 22 tahun itu sangat mengecewakan.

Hakim kemudian menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup pada pria tersebut setelah menyimpulkan bahwa penyembelihan sapi adalah sumber masalah global yang tak terhitung jumlahnya.

"Setiap masalah di dunia akan tuntas pada hari tidak setetes darah sapi pun jatuh ke tanah," tulis salinan putusan perkara yang dibuat pada akhir November tetapi baru diterbitkan pada akhir pekan lalu, dikutip dari AFP.

Manfaat rumah dari kotoran sapi dan minum urine sapi

Dalam berkas itu, salah satunya diungkap, bahwa rumah yang dibuat dengan kotoran sapi aman dari radiasi atom.

Baca juga: Ditahan Setelah Sebut Kotoran Sapi Bukan Obat Covid-19, Aktivis India Akhirnya Dibebaskan

Selain itu, minum urine sapi diyakini dapat menyembuhkan banyak penyakit.

"Telah dibuktikan oleh ilmu pengetahuan bahwa radiasi atom pun tidak dapat mempengaruhi rumah yang terbuat dari kotoran sapi. Meminum urine sapi dapat menyembuhkan banyak penyakit yang tidak dapat disembuhkan," tulis salinan putusan perkara.

Kelompok nasionalis Hindu di India adalah pendukung vokal perlindungan terhadap sapi.

Mereka telah berkampanye menentang penyembelihan sapi dengan dukungan pemerintah, dan terkadang dengan konsekuensi yang mematikan.

"Penjaga sapi" ini dalam beberapa tahun terakhir telah membuat rumah potong hewan milik kalangan Muslim gulung tikar.

Mereka bahkan menghukum mati orang-orang yang dituduh terlibat dalam penyembelihan sapi.

Tetapi, kebijakan agama yang berpusat pada sapi telah menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan.

Ini termasuk adanya sapi-sapi liar yang tidak lagi dapat memberikan susu atau membantu membajak ladang yang sekarang menjadi pemandangan umum di desa-desa dan bahkan di jalan-jalan yang sibuk di kota-kota besar.

Baca juga: Sebut Urine dan Kotoran Sapi Tak Bisa Sembuhkan Covid-19, 2 Pria India Malah Dipenjara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com