Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Urine dan Kotoran Sapi Tak Bisa Sembuhkan Covid-19, 2 Pria India Malah Dipenjara

Kompas.com - 08/07/2021, 07:10 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Daily Mail

NEW DELHI, KOMPAS.com – Dua pria di India dijebloskan ke penjara selama 45 hari tanpa kabar pembebasan setelah keduanya mengatakan bahwa urine dan kotoran sapi bukanlah obat untuk Covid-19.

Kedua pria tersebut masing-masing bernama Erendro Leichombam dan Kishorechandra Wangkhem. Leichombam merupakan seorang aktivis, sedangkan Wangkhem adalah jurnalis.

Melalui media sosial, keduanya membantah klaim yang dibuat seorang anggota partai BJP bahwa urine sapi dapat melindungi dari virus corona.

Baca juga: Perampok Curi Kotoran Sapi di India, Perburuan Besar-besaran Dilancarkan

Partai BJP merupakan partai pengusung Perdana Menteri India Narendra Modi, sebagaimana dilansir Daily Mail.

Leichombam dan Wangkhem dengan cepat diseret dari rumah mereka di negara bagian Manipur, lalu dipenjara setelah anggota partai BJP setempat melaporkan keduanya ke polisi.

Mulanya, pada Mei, anggota parlemen India dari partai BJP, Pragya Thakur, meminta pekerja partai meminum urine sapi sebagai penangkal Covid 19.

Sebuah video yang merekam komentarnya menjadi viral di media sosial, bahkan mendapat perhatian pers internasional.

Baca juga: Dokter India Minta Publik Tak Pakai Kotoran Sapi sebagai Obat Covid-19

Komentarnya tersebut dilontarkan ketika “Negeri Anak Benua” di tengah puncak gelombang kedua Covid-19.

Setelah itu, Leichombam mengomentari pernyataan menyesatkan dari Takur melalui unggahan di akun Facebook-nya.

“Obat untuk corona bukanlah kotoran dan urine sapi. Obatnya adalah sains dan akal sehat,” tulis Leichombam.

Sementara Wanghem hanya menulis bahwa kotoran dan urine sapi bukanlah obat yang efektif untuk Covid-19.

Baca juga: Akhiri Perayaan Diwali, Desa di India Gelar Tradisi Perang Kotoran Sapi

Keduanya membuat unggahan itu setelah seorang pemimpin BJP lokal meninggal karena komplikasi akibat Covid-19.

Unggahan Facebook kedua pria yang mengkritik komentar menyesatkan Takur tersebut langsung dilaporkan ke polisi oleh sejumlah anggota BJP lokal.

Dalam laporannya, mereka menyatakan bahwa Leichombam dan Wanghem dengan sengaja menghina dan membuat marah perasaan dan sentimen keagamaan pekerja BJP dan anggota keluarga almarhum.

Pengacara yang mewakili Leichombam dan Wangkhem, Chongtham Victor, mengatakan bahwa dia menantang penangkapan tersebut dengan alasan hak untuk kebebasan berbicara.

Baca juga: India Ciptakan Chip dari Kotoran Sapi untuk Tangkal Radiasi Ponsel

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com