NEW DELHI, KOMPAS.com – Dua pria di India dijebloskan ke penjara selama 45 hari tanpa kabar pembebasan setelah keduanya mengatakan bahwa urine dan kotoran sapi bukanlah obat untuk Covid-19.
Kedua pria tersebut masing-masing bernama Erendro Leichombam dan Kishorechandra Wangkhem. Leichombam merupakan seorang aktivis, sedangkan Wangkhem adalah jurnalis.
Melalui media sosial, keduanya membantah klaim yang dibuat seorang anggota partai BJP bahwa urine sapi dapat melindungi dari virus corona.
Partai BJP merupakan partai pengusung Perdana Menteri India Narendra Modi, sebagaimana dilansir Daily Mail.
Leichombam dan Wangkhem dengan cepat diseret dari rumah mereka di negara bagian Manipur, lalu dipenjara setelah anggota partai BJP setempat melaporkan keduanya ke polisi.
Mulanya, pada Mei, anggota parlemen India dari partai BJP, Pragya Thakur, meminta pekerja partai meminum urine sapi sebagai penangkal Covid 19.
Sebuah video yang merekam komentarnya menjadi viral di media sosial, bahkan mendapat perhatian pers internasional.
Komentarnya tersebut dilontarkan ketika “Negeri Anak Benua” di tengah puncak gelombang kedua Covid-19.
Setelah itu, Leichombam mengomentari pernyataan menyesatkan dari Takur melalui unggahan di akun Facebook-nya.
“Obat untuk corona bukanlah kotoran dan urine sapi. Obatnya adalah sains dan akal sehat,” tulis Leichombam.
Sementara Wanghem hanya menulis bahwa kotoran dan urine sapi bukanlah obat yang efektif untuk Covid-19.
Keduanya membuat unggahan itu setelah seorang pemimpin BJP lokal meninggal karena komplikasi akibat Covid-19.
Unggahan Facebook kedua pria yang mengkritik komentar menyesatkan Takur tersebut langsung dilaporkan ke polisi oleh sejumlah anggota BJP lokal.
Dalam laporannya, mereka menyatakan bahwa Leichombam dan Wanghem dengan sengaja menghina dan membuat marah perasaan dan sentimen keagamaan pekerja BJP dan anggota keluarga almarhum.
Pengacara yang mewakili Leichombam dan Wangkhem, Chongtham Victor, mengatakan bahwa dia menantang penangkapan tersebut dengan alasan hak untuk kebebasan berbicara.
"Tuduhan itu sama sekali tidak masuk akal dan benar-benar salah. Saya tidak bisa mengatakan berapa lama (Leichombam dan Wanghkem) akan berada di penjara,” kata Victor kepada VICE.
“Kami sedang menangani kasus ini dengan hati-hati. Ini situasi yang sangat rumit,” imbuh Victor.
Leichombam dan Wangkhem rupanya kerap mengkritik dan meminta pertanggungjawaban para pemimpin politik India di media sosial.
Wanghem, yang telah ditangkap tiga kali sebelumnya karena mengkritik politisi di media sosial, ditangkap dalam waktu setengah jam setelah unggahannya dibuat.
Mumbai Press Club mengutuk pemenjaraan jurnalis itu dan menuntut pembebasannya.
Biswajit Singh, Menteri Informasi dan Hubungan Masyarakat Manipur, menuturkan bahwa aparat berwenang distrik menangkap keduanya karena berbagai masalah.
“Pemerintah telah mencatat seluruh masalah. Berkasnya menunggu di menteri kepala," kata Singh kepada The Print.
Meski keduanya sudah dipenjara selama 45 hari tanpa kabar pembebasan, Undang-Undang Keamanan Nasional India memberikan kekuasaan bagi negara bagian untuk menangkap dan menahan tersangka hingga 12 bulan tanpa tuduhan resmi atau pengadilan.
https://www.kompas.com/global/read/2021/07/08/071026670/sebut-urine-dan-kotoran-sapi-tak-bisa-sembuhkan-covid-19-2-pria-india