Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peternak Australia Tunggu Hasil Uji Asal Penyakit Kulit Sapi di Indonesia

Kompas.com - 04/08/2023, 21:28 WIB
Irawan Sapto Adhi

Editor

SYDNEY, KOMPAS.com - Kepala Badan Karantina Pertanian Ir Bambang MM menyatakan sapi yang diimpor dari Australia oleh pembeli Indonesia kemungkinan besar terinfeksi penyakit kulit menggumpal (LSD) di Australia.

"Perjalanan (kapal ternak) dari Australia paling lama sekitar seminggu. Dengan masa inkubasi 28 hari, kami sangat yakin LSD berpotensi berasal dari sana," kata Bambang seperti dilaporkan kantor berita Reuters.

Ia menjelaskan ada 13 ekor sapi yang dinyatakan positif LSD tak lama setelah tiba di Indonesia antara bulan Mei dan Juli dari delapan kapal ternak berbeda.

Baca juga: Akankah Brasil Ekspor Sapi ke Indonesia?

Beberapa sapi memiliki benjolan di kulitnya, menandakan mereka telah terinfeksi sebelum tiba di Indonesia.

Selain kulit yang melepuh, virus LSD yang sangat menular juga mengurangi produksi susu sapi yang terjangkit.

Sebelumnya Australia telah menegaskan negaranya sejauh ini bebas LSD.

Pejabat tertinggi bidang kedokteran hewan Dr Mark Schipp menyatakan tidak ada alasan untuk khawatir bagi produsen sapi Australia karena sampai saat ini negara itu tetap bebas LSD.

Indonesia membeli sekitar 56 persen dari total ekspor sapi hidup Australia pada tahun 2021/22 dengan nilai sekitar 900 juta dollar Australia (Rp9 triliun).

Tahun lalu lebih Indonesia mengimpor lebih dari 303.000 sapi, sementara impor sepanjang tahun ini sudah lebih dari 153.000 ekor.

Peternak Australia tunggu hasil

Petugas biosekuriti Australia sekarang menguji sapi yang berada di empat fasilitas yang ditangguhkan ekspornya oleh Pemerintah Indonesia. Keempat fasilitas itu tersebar di Northern Territory (NT), Northern Western Australia dan North Queensland.

Salah satu fasilitas yang ditangguhkan terletak di dekat Darwin, menampung sekitar 3.000 ekor sapi.

Baca juga: AS Deteksi Kasus Penyakit Sapi Gila Tak Biasa

Sapi-sapi tersebut diperbolehkan untuk dipindahkan dan dijual ke pasar selain Indonesia, namun pemiliknya memutuskan untuk memelihara ternak tersebut sementara waktu demi memenuhi permintaan dari Indonesia.

Dirut Asosiasi Peternak NT Will Evans menegaskan, "apa yang kami alami saat ini akan merugikan sejumlah pihak dan nilainya sangat besar".

"Namun dalam skema lebih luas, sangat penting untuk menjalani hal ini (pengujian ternak) dengan tingkat kemanjuran setinggi mungkin agar dapat membuka kembali fasilitas tersebut," katanya kepada Daniel Fitzgerald dari ABC News.

"Ketika Indonesia mengajukan pertanyaan, kita perlu menjawabnya, dan kita harus tanggap terhadap keprihatinan mereka," ujar Will.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com