Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Joker" Penikam di Kereta Tokyo Dihukum 23 Tahun Penjara

Kompas.com - 31/07/2023, 20:28 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber

TOKYO, KOMPAS.com - Sebuah pengadilan Jepang pada Senin (31/7/2023), menjatuhkan hukuman 23 tahun penjara kepada seorang pria atas aksinya menikam seorang penumpang dan membakar kereta ekspres Tokyo dengan mengenakan kostum Joker pada Halloween dua tahun lalu.

Pengadilan Distrik Tokyo cabang Tachikawa memutuskan Kyota Hattori (26) bersalah atas percobaan pembunuhan karena menikam dan melukai serius seorang penumpang pria berusia 70-an.

Selain itu, dia terbukti telah menyemprotkan cairan penyulut api di gerbong kereta dan kemudian menyalakannya untuk mencoba membunuh beberapa orang lainnya.

Baca juga: Terungkap, Ini Susunan Rencana Joker Jepang Saat Menyerang Kereta Tokyo

Sebanyak 12 orang terluka akibat kebakaran tersebut. Untungnya, kebanyakan tidak mengalami luka serius.

Kantor berita NHK melaporkan, dalam persidangan, Hattori mengaku sangat terkejut ketika mengetahui bahwa pacarnya telah menikah dengan orang lain hanya enam bulan setelah mereka putus. 

Karena hal ini, dia kemudian memutuskan untuk melakukan penyerangan sehingga dapat mengakhiri hidupnya dengan menerima hukuman mati.

Dalam putusan tersebut, Hakim Yu Takeshita mengatakan serangan itu merupakan kejahatan membabi buta dengan motif egois yang menarget banyak penumpang yang kebetulan berada di dalam kereta.

Jaksa menuntut 25 tahun penjara, dengan alasan bahwa serangan itu telah direncanakan dan bahwa Hattori telah dengan sengaja memilih kereta ekspres khusus yang berhenti lebih sedikit dibanding kereta biasa sehingga penumpang memiliki lebih sedikit kesempatan untuk melarikan diri.

Baca juga: Ini Nama Joker Jepang yang Tusuk 18 Orang dan Bakar Kereta Tokyo

Sejumlah saksi mata mengatakan ia mengenakan pakaian seperti penjahat Joker di komik Batman.

Pengacara pembela meminta hukuman 12 tahun penjara, dengan alasan serangan itu bukan merupakan percobaan pembunuhan karena sebagian besar penumpang berada di luar jangkauan ketika Hattori menyalakan api.

Kejahatan terkait senjata jarang terjadi di Jepang karena undang-undang pengawasan senjata yang ketat.

Meski demikian, dalam beberapa tahun terakhir, serangan bersenjatakan pisau sering terjadi di sana.

Operator-operator kereta di kota-kota besar telah meningkatkan langkah-langkah keselamatan, termasuk memasang kamera keamanan di gerbong-gerbong kereta dan lebih sering melakukan latihan keselamatan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com