Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Ini Susunan Rencana Joker Jepang Saat Menyerang Kereta Tokyo

Kompas.com - 02/11/2021, 21:57 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

TOKYO, KOMPAS.com - Seorang gelandangan yang mengagumi tokoh Joker dari komik Batman memilih berdandan layaknya sang tokoh dan melakukan serangan di malam Halloween di kereta Tokyo ternyata memiliki keinginan yang menyeramkan.

Ia "ingin membunuh banyak orang”, dan telah merencanakan aksi penyerangan tersebut selama berbulan-bulan dengan membeli pisau secara daring dari internet, kata polisi dan media pada Selasa (2/11/2021).

Aksi penusukan dan pembakaran, yang secara singkat menyebabkan api berkobar di gerbong kereta, dilakukan pada Minggu (31/10.2021) malam ketika banyak pengunjung pesta menuju ke Tokyo untuk perayaan Halloween.

Baca juga: Pria Berkostum ala Joker Tusuk 17 Penumpang Kereta Tokyo dan Menyulut Api

Aksi tersebut membuat penumpang berteriak di lorong kereta dan berebut keluar dari jendela untuk melarikan diri.

Peserta Halloween, mengenakan kostum Spiderman, naik kereta setelah malam Halloween di distrik Shibuya Tokyo, 1 November 2014.REUTERS/YUYA SHINO via VOA INDONESIA Peserta Halloween, mengenakan kostum Spiderman, naik kereta setelah malam Halloween di distrik Shibuya Tokyo, 1 November 2014.
Reuters mengutip seorang juru bicara polisi, Selasa (2/11), melaporkan seorang pria berusia 70-an masih berada dalam kondisi serius dengan luka tusuk di tubuhnya dan 16 korban lainnya tengah dirawat karena luka ringan, sebagian besar karena menghirup asap dari kebakaran yang terjadi di dalam gerbong.

Kyota Hattori, 24 tahun, mengenakan pakaian warna-warni sebagai Joker, ditangkap di tempat dan kemudian mengatakan kepada penyelidik "Saya ingin membunuh banyak orang, saya ingin hukuman mati," tambah juru bicara polisi dikutip dari VOA Indonesia.

Dalam rekaman video terlihat ia duduk di kursi di gerbong kereta dengan tenang sambil merokok sebelum melakukan serangan. Hattori membeli pisau yang dia gunakan melalui Internet dan membawa sekitar 4 liter cairan pemantik dalam botol plastik ketika dia menuju ke Tokyo, menurut laporan media.

Baca juga: Sosok “Joker”, Pelaku Penusukan di Kereta Tokyo Terekam Santai Merokok dan Pegang Pisau

Hattori, yang mengatakan kepada penyelidik mengenai "hal-hal yang tidak berjalan baik dengan pekerjaan dan teman-teman," diperkirakan telah mulai merencanakan serangan pada awal Juni.

Saat itu dia berhenti dari pekerjaannya di kota barat daya Fukuoka dan mulai pindah ke timur. Ia tinggal selama beberapa waktu di kota-kota besar sampai dia mencapai Tokyo sebulan yang lalu, tambah laporan itu.

Ia memilih Halloween karena Hattori tahu Tokyo akan ramai. Ia meninggalkan hotelnya di sore hari dan naik kereta api ke distrik Shibuya, populer di kalangan anak muda dan terkenal dengan pesta jalanan Halloween, di mana orang-orang berkostum berkumpul untuk berjalan-jalan dan minum.

Setelah itu dia naik kereta api dari kota tetapi kemudian berganti ke kereta yang lain menuju ke arah sebaliknya. Saat itu kereta di mana dia melakukan serangan itu sedang dipenuhi oleh banyak orang, demikian menurut laporan yang ditolak polisi untuk dikonfirmasi.

Menteri Transportasi Tetsuo Saito mengatakan pada konferensi pers pada Selasa (2/11) bahwa pemerintah memerintahkan perusahaan kereta api untuk meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah serangan lebih lanjut.

"Kereta api sangat penting bagi kehidupan masyarakat, dan sangat penting untuk dapat merasa aman saat Anda mengendarainya," tambahnya.

Baca juga: Brutalnya Serangan Joker di Kereta Jepang, Pelaku Sengaja Ingin Dihukum Mati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com