Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brutalnya Serangan "Joker" di Kereta Jepang, Pelaku Sengaja Ingin Dihukum Mati

Kompas.com - 01/11/2021, 15:43 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

TOKYO, KOMPAS.com - Serangan penusukan dan pembakaran di kereta Tokyo yang dilakukan oleh "Joker Jepang", pada Senin (1/11/2021) digambarkan pemerintah "Negeri Sakura" sebagai insiden mengerikan dan brutal.

Tersangka penyerangan yang berpakaian ala Joker di komik dan film Batman itu menyatakan kekagumannya kepada tokoh antagonis tersebut.

Ia memakai setelan jas ungu, kemeja hijau cerah, dan dasi, yang sangat mirip dengan Joker.

Baca juga: Pria Berkostum ala Joker Tusuk 17 Penumpang Kereta Tokyo dan Menyulut Api

Pekerja darurat dan petugas polisi di stasiun kereta api di Tokyo, Jepang, Minggu 31 Oktober 2021. Seorang pria mengacungkan pisau di kereta komuter menikam beberapa penumpang sebelum menyalakan api, yang membuat orang-orang berebut untuk melarikan diri dan melompat dari jendela, kata polisi dan saksi. KYODO NEWS via AP Pekerja darurat dan petugas polisi di stasiun kereta api di Tokyo, Jepang, Minggu 31 Oktober 2021. Seorang pria mengacungkan pisau di kereta komuter menikam beberapa penumpang sebelum menyalakan api, yang membuat orang-orang berebut untuk melarikan diri dan melompat dari jendela, kata polisi dan saksi.
Joker Jepang ini diketahui berusia 24 setelah ditangkap polisi, dengan tuduhan percobaan pembunuhan yang menyebabkan 18 orang dilarikan ke rumah sakit pada Minggu (31/10/2021).

Serangan Joker Jepang memicu kepanikan dan kekacauan di "Negeri Sakura", karena kejahatan yang berupa kekerasan jarang terjadi.

Tayangan TV memperlihatkan penumpang yang ketakutan berlarian di dalam kereta saat asap memenuhi gerbong.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by ABC News (@abcnews)

"Dengan pisau yang dibawanya, pria itu menikam sisi kanan dada seorang penumpang pria berusia 70-an yang duduk di kereta, tetapi tidak dapat memenuhi tujuan (membunuhnya)," kata juru bicara kepolisian Tokyo kepada AFP.

"Dia bilang ke polisi bahwa dia ingin dihukum mati dengan membunuh seseorang," tambah juru bicara itu.

Pria tua yang menjadi itu sekarang dalam kondisi kritis setelah ditikam, menurut laporan-laporan media.

Baca juga: Saksi Penusukan di Kereta Tokyo: Pelaku Melakukan Serangan Tanpa Menunjukkan Emosi

Detik-detik serangan Joker Jepang

Tangkap layar insiden penusukan di kereta api Tokyo, Jepang. Penumpang berlari dari gerbong lain, di mana api menyembur dan banyak penumpang di antaranya melarikan diri melalui jendela kereta.ABC NEWS via INSTAGRAM Tangkap layar insiden penusukan di kereta api Tokyo, Jepang. Penumpang berlari dari gerbong lain, di mana api menyembur dan banyak penumpang di antaranya melarikan diri melalui jendela kereta.
Juru bicara Pemerintah Jepang Hirokazu Matsuno pada Senin (1/11/2021) menggambarkan insiden itu mengerikan dan brutal.

Pelaku mengatakan kepada polisi bahwa dia mengagumi Joker, menurut laporan Kyodo News, dan harian Sankei Shimbun.

Dia mengatakan, dirinya "gagal dalam pekerjaan dan pertemanan lalu ingin mati tetapi tidak bisa mati sendiri", tulis Sankei.

Joker yang merupakan musuh bebuyutan Batman, termasuk salah satu psikopat paling terkenal dalam sejarah buku komik.

Lalu, film Joker (2019) memicu kritik atas penggambaran penjahat pembunuh sebagai pahlawan yang terbuang. Otoritas Amerika Serikat (AS) memperingatkan serangan para peniru setelah film itu dirilis.

Sebelum serangan Joker Jepang terjadi, tersangka berjalan di sekitar distrik Shibuya Tokyo, daerah sibuk yang penuh dengan anak muda dengan kostum Halloween, menurut laporan Sankei.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com