Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengungkap Sosok di Balik Situs Porno yang Jual Video Pelecehan Seksual Perempuan di Transportasi Umum Asia

Kompas.com - 09/06/2023, 14:00 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Noctis memiliki citra publik yang glamor, tapi kami segera menemukan sesuatu yang tersembunyi di baliknya.

Pada awal 2022, fotografer The Versus -melalui platform media sosial China, Weibo- menuduh bahwa Noctis membangun "situs porno" bersama anggota band lainnya, Lupus Fu.

Dia mengunggah gambar buku catatan yang menunjukkan sejumlah perhitungan akuntansi dan kategori video yang serupa dengan yang ada di situs.

Fotografer itu juga mengunggah video yang menunjukkan riwayat penelusuran Noctis yang menunjukkan ada tautan ke situs Chihan, Jieshe, dan halaman admin DingBuZhu.

Mungkinkan Noctis adalah Paman Qi?

Baca juga: Oknum Guru Ini Kirim Video Porno ke Muridnya yang Masih di Bawah Umur

Membuka kedok admin

Jurnalis BBC menyamar sebagai pencari bakat musik bernama Ian, lalu bertemu dengan Noctis di atap sebuah bar mewah di Tokyo.

Mereka mulanya membicarakan musik, tetapi obrolan beralih ke topik seks. Saat Ian mengatakan perusahaannya pernah membuat film porno, mata Noctis berbinar.

Keduanya kembali bertemu beberapa kali lagi, dan mereka bahkan merayakan ulang tahun Noctis bersama.

Noctis memperkenalkan Ian kepada anggota bandnya, Lupus Fu, yang namanya juga muncul dalam tuduhan sang fotografer. Lupus juga berasal dari China dan sedang berkuliah sosiologi di Jepang.

Ian mengatakan perusahaannya berencana berinvestasi di situs porno dan bertanya apakah mereka mengetahui sesuatu soal bisnis ini.

Noctis mengaku mendapatkan "sejumlah eksposur" melalui seorang teman, "Maomi", yang telah membuat situs pornonya sendiri dengan konten-konten "kereta metro".

Ian kemudian dengan santai membicarakan DingBuZhu.

Lupus dan Noctis sama-sama tertawa, "Itu situs milik Maomi!"

Mereka mengungkapkan bahwa orang di balik situs Chikan adalah seorang laki-laki Tionghoa di Tokyo yang dijuluki Maomi. Mereka bilang Maomi adalah seorang penyendiri dan paranoid.

Noctis dan Lupus juga mengakui bahwa mereka berperan sebagai admin untuk situs tersebut.

Mereka juga menjabarkan model bisnis mereka.

"Di China, seks adalah hal yang paling disembunyikan," kata Noctis.

"Beberapa laki-laki sangat mesum, mereka cuma ingin melihat perempuan mendapatkan 'kekacauan'," sambung Lupus.

Lupus mengatakan bahwa dia bertanggung jawab mempromosikan video-video pelecehan itu di Twitter.

Noctis mengaku bahwa dia telah mengunggah lebih dari 5.000 video di situs tersebut dan menerima pembayaran dari bisnis tersebut. Dia mendapatkan 30 persen dari pemasukan. Sisanya dia transfer kepada Maomi.

Lupus juga mengatakan bahwa dia bisa membantu menghubungkan Ian dengan Maomi.

Baca juga: Stasiun TV di AS Tak Sengaja Tayangkan Video Porno saat Ramalan Cuaca

Klub Chikan

Di jalan belakang yang sepi di sebuah distrik lampu merah di Yokohama, salah satu etalase yang didekorasi serupa stasiun kereta metro menarik perhatian. Sebuah tanda yang terpasang memperjelas konsepnya, "kereta Chikan legal".

Di klub seks bernama Rush Hour ini, pelanggan bisa membayar untuk mendapatkan pengalaman Chikan secara legal.

Manajer klub itu, Hasuda Shuhei, menyambut tim BBC.

"Kami membiarkan orang melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan di luar. Itu sebabnya orang-orang datang ke sini," katanya.

Di dalamnya, wangi produk pembersih yang sangat kuat dan manis menyeruak di udara.

Ruang-ruang pribadi didekorasi seperti gerbong kereta, dilengkapi dengan sistem suara yang memutar pengumuman di stasiun. Bahkan kartu keanggotaan klub ini terlihat persis seperti kartu transportasi Jepang.

"Menurut saya, penting bagi laki-laki untuk bisa membayar dan mencurahkan hasratnya di tempat seperti ini, supaya mereka tidak melakukan pemerkosaan dan bentuk kekerasan seksual lainnya," kata Hasuda.

Ahli kesehatan mental, Saito, mengatakan bahwa persoalannya tidak sesederhana klaim Hasuda. Dia mengatakan bahwa sebagian besar pelaku Chikan didorong oleh gagasan untuk mendominasi dan menghina korbannya.

"Mereka tidak memperlakukan korbannya secara setara, tetapi sebagai objek," jelasnya.

Pendapat ini, menurut Takako, lebih tepat.

Setelah berbulan-bulan dilecehkan, suatu hari dia melawan. Ketika dia merasakan ada tangan meraih roknya di gerbong kereta yang penuh sesak, Takako berteriak sekuat tenaga, mencengkeram pergelangan tangan pelaku.

Takako membawa pelaku ke pengadilan. Namun, pelaku hanya menerima hukuman percobaan, meskipun sebelumnya dia juga pernah ditangkap karena kasus Chikan.

Kecewa dengan penyelesaian kasusnya, Takako memulai kampanye anti-Chikan dengan memproduksi lencana warna-warni bertuliskan "Chikan adalah kejahatan!".

Orang-orang bisa mengenakannya untuk menunjukkan bahwa mereka tidak akan tinggal diam.

"Ini untuk mencegah penjahat," kata Takako, yang kini berusia 24 tahun.

Sekarang bahkan ada kontes desain lencana anti-Chikan tahunan di antara siswa sekolah menengah Jepang.

Baca juga: Nonton Video Porno di Tengah Penerbangan, Pilot Southwest Airlines Dihukum

Si Hamster

Maomi berarti "kucing kecil" dalam bahasa Mandarin. Namun, Lupus menyebut kepribadian Maomi lebih mirip hamster.

"Dia tidak berbahaya, tapi sangat berhati-hati terhadap semuanya dan kadang dia bereaksi berlebihan," kata Lupus.

Lupus benar soal itu. Maomi berulang kali menolak bertemu Ian.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com