Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Kecelakaan Kereta di India: Layanan Kembali Normal Setelah 51 Jam, Rel Ditutup Kain Hijau

Kompas.com - 05/06/2023, 14:55 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

ODISHA, KOMPAS.com - Kereta penumpang dan barang beroperasi kembali di lokasi kecelakaan kereta yang menewaskan 275 orang di negara bagian Odisha, India timur pada Senin (5/6/2023).

Kereta-kereta tersebut melewati puing-puing gerbong yang hancur akibat kecelakaan pada Jumat (2/5/2023) malam.

Menurut para pejabat, kecelakaan kereta di India tersebut disebabkan oleh kegagalan sistem persinyalan.

Baca juga: Kenapa Kereta di India Sering Tergelincir Keluar Jalur?

Para pejabat awalnya melaporkan jumlah korban tewas mencapai 288 orang.

Tetapi, pemerintah negara bagian Odisha kemudian merevisi jumlah korban tewas menjadi 275 orang setelah beberapa jenazah dihitung dua kali.

Sayangnya, banyak pihak khawatir jumlah korban tewas bisa bertambah karena banyak penumpang kereta yang ditemukan sudah dalam kondisi serius.

Sebelumnya, pihak berwenang di negara bagian Odisha pada Minggu (4/6/2023) mengumumkan, dari 1.175 orang yang terluka, 382 di antaranya masih dirawat di rumah sakit.

Di lokasi kecelakaan sendiri, petugas telah menutup kedua sisi rel yang dipakai lagi untuk layanan kereta api dengan kain atau jaring hijau panjang. Ini dilakukan untuk menutupi pandangan penumpang kereta yang mulai melintas di lokasi kecelakaan.

Baca juga: UPDATE Kecelakaan Kereta di India: Penyebab dan Orang yang Bertanggung Jawab Teridentifikasi

Sebagaimana dilaporkan AFP, Menteri Perkeretaapian India Ashwini Vaishnaw terlihat melipat tangannya dalam doa ketika dia melihat kereta pertama melintasi lokasi bencana pada Minggu malam waktu setempat.

Kementerian Perkeretaapian India mengatakan, kereta api pertama, kereta barang bermuatan batu bara, mulai beroperasi 51 jam setelah kecelakaan itu.

Belum jelas apakah semua rel telah diperbaiki sepenuhnya setelah kecelakaan. 

Yang tampak pada Senin, kereta hanya menggunakan jalur di satu sisi.

Penyebab kecelakaan

Penyebab kecelakaan kereta di India kali ini juga belum jelas atau diketahui secara pasti.

Berdasarkan keterangan dari pejabat perkeretaapian, kesalahan persinyalan telah membuat kereta Coromandal Express yang melaju ke selatan dari Kolkata ke Chennai masuk ke jalur samping.

Kereta itu menabrak kereta barang dan reruntuhannya menggelincirkan sebuah kereta ekspres yang berjalan ke utara dari Bengaluru ke Kolkata.

Vaishnaw pada Minggu mengatakan, kecelakaan itu terjadi karena perubahan yang terjadi selama electronic interlocking. Ini merujuk pada istilah teknis untuk sistem sinyal kompleks yang dirancang guna menghentikan tabrakan kereta dengan mengatur pergerakan mereka di rel.

Baca juga: Keluarga dan Tim Penyelamat Terus Cari Korban Kecelakaan Kereta India

"Siapa yang melakukannya, dan bagaimana itu terjadi, akan diketahui setelah penyelidikan yang tepat," katanya.

PM India Narendra Modi telah mengunjungi lokasi kecelakaan dan menjenguk penumpang di rumah sakit pada Sabtu (3/6/2023).

Dia memperingatkan, siapa yang bertanggung jawab atas kecelakaan kereta India ini tidak akan selamat. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com