Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga dan Tim Penyelamat Terus Cari Korban Kecelakaan Kereta India

Kompas.com - 04/06/2023, 14:26 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

NEW DELHI, KOMPAS.com - Tim penyelamat dan keluarga mencari melalui gerbong kereta yang hancur pada hari Minggu (4/6/2023) untuk mencari lebih banyak korban kecelakaan kereta api terburuk di India dalam lebih dari dua dekade.

Kegagalan sinyal diduga muncul sebagai kemungkinan penyebabnya.

Setidaknya 288 orang tewas pada hari Jumat (2/6/2023) ketika sebuah kereta penumpang keluar jalur dan menabrak satu lagi di dekat distrik Balasore di negara bagian timur Odisha.

Baca juga: Kompensasi Korban Tewas Kecelakaan Kereta India Hampir Rp 179 Juta

Dilansir dari Reuters, lima mayat tampak dibawa ke sekolah yang digunakan sebagai kamar mayat di dekat lokasi kecelakaan pada Minggu pagi.

"Kami tidak tahu berapa banyak lagi jenazah yang akan datang," kata seorang petugas kesehatan.

Indian Railways mengatakan mengangkut lebih dari 13 juta orang setiap hari.

Tetapi monopoli yang dikelola negara memiliki catatan keamanan yang tidak merata karena infrastruktur yang menua.

Perdana Menteri Narendra Modi, yang menghadapi pemilihan umum tahun depan, mengunjungi tempat kejadian pada hari Sabtu (4/6/2023)

Dia berbicara dengan petugas penyelamat, memeriksa reruntuhan dan menemui beberapa dari hampir 1.200 orang yang terluka.

South Eastern Railway mengatakan laporan awal menunjukkan bahwa kecelakaan itu akibat kegagalan sinyal.

Baca juga: PM Narendra Modi: Pelaku Penyebab Kecelakaan Kereta India Akan Dihukum Berat

Kecelakaan itu terjadi ketika salah satu kereta keluar dari jalur utama ke jalur samping dan bertabrakan dengan kereta barang stasioner, yang menyebabkannya tergelincir dan selanjutnya bertabrakan dengan kereta masuk ketiga, menurut seorang pejabat kereta api yang menolak untuk diidentifikasi.

Kereta penumpang bergerak dengan kecepatan mendekati 130 kph (81 mph), kata pejabat ini.

Pekerja dengan alat berat sedang membersihkan jalur yang rusak, kereta api yang rusak, dan kabel listrik, sementara kerabat yang putus asa menyaksikan.

-Baca juga: Total Korban Tewas Kecelakaan Kereta India 288 Orang, Pencarian Korban Selamat Diakhiri

"Kami dipanggil polisi dan diminta datang," kata Baisakhi Dhar dari negara bagian Benggala Barat, mencari suaminya Nikhil Dhar.

Dia mengatakan koper dan ponsel suaminya telah ditemukan tetapi tidak memiliki informasi tentang keberadaannya.

Lebih dari 1.000 orang terlibat dalam penyelamatan, kata Kementerian Kereta Api di Twitter.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Kereta di Odisha India, Korban Tewas Naik Lagi Jadi 288 Orang

"Targetnya Rabu (7/6/2023) pagi seluruh pekerjaan restorasi selesai dan rel sudah bisa berfungsi," kata Menteri Perkeretaapian Ashwini Vaishnaw.

Di sebuah pusat bisnis tempat jenazah diambil untuk identifikasi, puluhan kerabat menunggu, banyak yang menangis dan memegang kartu identitas serta foto orang-orang terkasih yang hilang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com