Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/06/2023, 07:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber NBC News

NEW DELHI, KOMPAS.com - Kecelakaan kereta api India masih meninggalkan pilu.

Sekitar 1.257 penumpang cadangan di Coromandal Express, di mana antara 10 dan 12 mobil tergelincir dan 1.039 penumpang cadangan di Yashwantpur Express, yang menabrak puing-puing dari Coromandal Express dan juga tergelincir sekitar pukul 6.55 sore. pada hari Jumat (2/6/2033).

Sekitar 288 orang tewas dan ratusan lainnya terluka--jumlah yang masih bisa bertambah.

Baca juga: PM Narendra Modi: Pelaku Penyebab Kecelakaan Kereta India akan Dihukum Berat

Juru bicara pemerintah kepada ANI, seperti dilansir NBC News menyebut, keluarga yang meninggal akan menerima kompensasi 1 juta rupee (12.000 dollar AS), sedangkan yang terluka parah akan mendapatkan 200.000 rupee (2.400 dollar AS), dengan 50.000 rupee (607 dollar AS) untuk luka ringan.

Hal ini disampaikan Menteri Perkeretaapian Ashwini Vaishnaw di Twitter.

Jika dirupiahkan, masing-masing akan mendapat
hampir Rp 179 juta, Rp 36 juta, dan Rp 9 jutaan.

Beberapa pemerintah negara bagian juga telah mengumumkan kompensasi.

Kecelakaan kereta api sebelumnya disalahkan karena kesalahan manusia, atau penggunaan peralatan persinyalan yang sudah ketinggalan zaman.

"Saya menyampaikan belasungkawa saya kepada keluarga mereka yang telah kehilangan orang yang dicintai," kata pemuka agama Dalai Lama dalam sebuah pernyataan.

Dia menambahkan bahwa sebagai tanda solidaritas, dia akan memberikan sumbangan untuk perawatan medis dan upaya bantuan.

Baca juga: Total Korban Tewas Kecelakaan Kereta India 288 Orang, Pencarian Korban Selamat Diakhiri

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau juga ikut mengirimkan pesan duka cita di Twitter.

"Gambar dan laporan kecelakaan kereta api di Odisha, India menghancurkan hati saya. Saya mengirimkan belasungkawa terdalam saya kepada mereka yang kehilangan orang yang dicintai, dan saya menyimpan yang terluka dalam pikiran saya. Pada masa sulit ini, warga Kanada berdiri bersama rakyat India,” ujarnya.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Kementerian Luar Negeri Turkiye juga menyampaikan belasungkawa.

Baca juga: Kecelakaan Kereta di India: Kronologi, Penyebab, dan Jumlah Korban

Kecelakaan kereta api terburuk di India hingga saat ini terjadi pada Agustus 1995, ketika dua kereta bertabrakan di dekat New Delhi, menewaskan 358 orang.

Pada November 2016, lebih dari 100 orang tewas ketika 14 gerbong kereta penumpang keluar jalur di utara negara itu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber NBC News

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

AS Hidupkan Kembali Program Mata-mata Kapal Selam Canggih Era Perang Dingin

AS Hidupkan Kembali Program Mata-mata Kapal Selam Canggih Era Perang Dingin

Global
Biden Jabat Tangan Zelensky, Yakinkan AS Akan Terus di Pihak Ukraina

Biden Jabat Tangan Zelensky, Yakinkan AS Akan Terus di Pihak Ukraina

Global
Rangkuman Hari ke-575 Serangan Rusia ke Ukraina: Bombardir Pesawat Tak Berawak di Kilang Kremenchuk | Rusia Tembaki Kota Toretsk

Rangkuman Hari ke-575 Serangan Rusia ke Ukraina: Bombardir Pesawat Tak Berawak di Kilang Kremenchuk | Rusia Tembaki Kota Toretsk

Global
[POPULER GLOBAL] Presiden El Salvador Tak Peduli Kritik Babat Geng Kriminal | Singapura Waspadai Malware M-Banking

[POPULER GLOBAL] Presiden El Salvador Tak Peduli Kritik Babat Geng Kriminal | Singapura Waspadai Malware M-Banking

Global
Listrik Kota Montana Padam 2 Hari, Ternyata Disebabkan Ulah Tupai

Listrik Kota Montana Padam 2 Hari, Ternyata Disebabkan Ulah Tupai

Global
Alasan Polandia Tak Akan Lagi Pasok Senjata ke Ukraina

Alasan Polandia Tak Akan Lagi Pasok Senjata ke Ukraina

Global
Sekjen PBB: Krisis Iklim Telah Membuka Pintu Neraka

Sekjen PBB: Krisis Iklim Telah Membuka Pintu Neraka

Global
Al Quran Berbahasa Mandarin dan Rencana China Sinifikasi Islam

Al Quran Berbahasa Mandarin dan Rencana China Sinifikasi Islam

Global
Putra Warren Buffet: Dukungan Barat pada Ukraina Akan Kian Melemah

Putra Warren Buffet: Dukungan Barat pada Ukraina Akan Kian Melemah

Global
Presiden El Salvador Tak Peduli Dikritik Langgar HAM, Terus Babat Habis Geng Kriminal

Presiden El Salvador Tak Peduli Dikritik Langgar HAM, Terus Babat Habis Geng Kriminal

Global
Singapura Waspadai Malware Android Baru, Bisa Retas M-Banking Lalu Reset Setelan Pabrik

Singapura Waspadai Malware Android Baru, Bisa Retas M-Banking Lalu Reset Setelan Pabrik

Global
Nasib Pengungsi Ukraina Terkatung-katung di Belanda

Nasib Pengungsi Ukraina Terkatung-katung di Belanda

Global
60 Persen Spesies Bunga Bangkai Rafflesia Terancam Punah, Kisah Sukses Indonesia Disorot

60 Persen Spesies Bunga Bangkai Rafflesia Terancam Punah, Kisah Sukses Indonesia Disorot

Global
Rangkuman Hari Ke-574 Serangan Rusia ke Ukraina: Janji Trump Ditagih | Permintaan Cabut Veto Rusia

Rangkuman Hari Ke-574 Serangan Rusia ke Ukraina: Janji Trump Ditagih | Permintaan Cabut Veto Rusia

Global
Iran: Normalisasi Hubungan Arab Saudi-Israel Khianati Palestina

Iran: Normalisasi Hubungan Arab Saudi-Israel Khianati Palestina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com