Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/03/2023, 12:52 WIB

MINSK, KOMPAS.com - Belarus pada Selasa (28/3/2023) mengeklaim, pihaknya terpaksa menampung senjata nuklir Rusia karena tekanan dari Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sekutu Rusia itu juga bersikeras bahwa penempatan senjata nuklir oleh Moskwa tidak melanggar perjanjian internasional.

Akhir pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan rencana menempatkan senjata nuklir taktis di Belarus dan langsung menuai kecaman dari negara-negara Barat.

Baca juga: Situasi Memanas, Rusia Sebar Senjata Nuklir Taktis di Belarus

"Belarus terpaksa merespons untuk memperkuat kemampuan keamanan dan pertahanannya sendiri," kata Kementerian Luar Negeri Belarus, dikutip dari kantor berita AFP.

Selanjutnya dikatakan, Minsk mengalami tekanan politik dan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Amerika Serikat dan para sekutunya.

Belarus menambahkan, pihaknya tidak akan memiliki kendali atas senjata-senjata itu dan penempatannya sama sekali tidak bertentangan dengan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir.

Belarus mengizinkan Rusia menggunakan wilayahnya sebagai landasan peluncuran serangan terhadap Ukraina pada 2022.

Kedua negara sejak itu mengadakan latihan militer di wilayah Belarus dan meningkatkan kerja sama di kalangan tentara mereka.

Baca juga:

"Kerja sama militer antara Belarus dan Rusia dilakukan sesuai dengan hukum internasional," imbuh keterangan Kemlu Belarus.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Putin menempatkan senjata nuklir di ambang pintu Uni Eropa memicu seruan sanksi baru terhadap Moskwa.

Dengan meningkatnya kekhawatiran perang nuklir sejak Putin mengerahkan pasukan ke Ukraina, para ahli percaya bahwa setiap serangan Rusia mungkin akan melibatkan senjata medan perang berukuran kecil yang "taktis", bukan senjata nuklir jarak jauh "strategis" bertenaga tinggi.

Baca juga: Seberapa Kuat Nuklir Rusia? Ini Deretan Senjatanya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+